Waraqa bin Nawfal adalah seorang putera dari Nawfal, putera Assad, putera Abdul Uzzah, putera Qushay, sepupu jauh daripada Khadijah, putri Khuwaylid, putera Assad, putera Abdul Uzzah, putera Qushay. Waraqa Bin Nawfal lahir di tahun 560 Sesudah Masehi.

Khadijah menjadi istri pertama Muhammad yang merupakan putera Abdullah, putera Abdul Muttalib, putera Hashim, putera Abdul Manaf, putera Qushay. Muhammad lahir di tahun 570 Sesudah Masehi.

Qushay, kakek moyang daripada Waraqa dan Khadijah jelas punya hubungan keluarga dengan Muhammad sebagai kakek moyang-moyang-moyang beliau. Waraqa, Khadijah, dan Muhammad jelas masih ada pertalian darah dan masih memiliki hubungan keluarga dan mereka semua termasuk putera-puteri yang membanggakan bani Quraysh yang mendapatkan statusnya dengan hubungan-hubungannya ke Qushay, yang diperingati sebagai orang yang hijrah ke Mekah di tengah abad ke-5 Sesudah Masehi dari Tanah Suci Al-Quds Yerusalim atau Al-Aqsa ke Mekah. Bani Quraysh bertindak sebagai salah satu penjaga tempat suci di pusat Mekah, yakni Ka’bah, yang dibantu pendiriannya oleh Qushay sebagai situs ziarah penting.

Qushay mengusir penyembah-penyembah berhala dari suku Banu-Bakr dan Banu-Khuza’ah dari kota Mekah untuk mempersatukan kembali para anggota kaumnya yang tercerai berai, Kaum Qurasyh yang dalam Bahasa Melayu ertinya adalah persyarikatan atau persatuan. Qurasyh bukanlah puak namun hanyalah persyarikatan atau persatuan orang-orang yang mengungsi ke Mekah di abad ke-5. Ini menurut Ibn Ishaq (meninggal pada tahun 768), seorang yang pertama kali menulis riwayat Muhammad.

Qushay berjaya menjadi orang yang bermanfa’at bagi masyarakatnya dan mengharumkan masyarakatnya karena keahliannya dalam memastikan pasokan air dan makanan serta menawarkan bimbingan dan kepemimpinan yang baik terhadap rakyatnya yang miskin papa dan yang tidak berdaya apa-apa. Disebutkan oleh Ibn. Hisham, setelah Qushay wafat, keempat anaknya dengan penuh ikhlas berbagi tugas-tugas tersebut secara adil.

Salasilah berikut menunjukkan susunan suku Quraysh yang dimulai dengan Qushay …

Manuskrip-manuskrip lawas dan tulisan-tulisan lawas mengenai riwayat menyoroti hanya pada Keluarga Abdul Manaf sahaja, sementara Keluarga Abdul Uzzah jarang diceritakan. Boleh terjadi begitu adalah akibat kelalaian berbagai penulis biografi atau riwayat Nabi Muhamad yang lebih suka mulai dari Keluarga Abdul Manaf saat mengkisahkan keturunan-keturunan Qushay yang terkesan hanya bermula dari Abdul Manaf sahaja. Disinilah terletak pokok kunci segala penelitian yang memfokuskan pada para leluhur Waraqa putera Qushay melalui Abdul Uzzah yang selama ini jarang sekali terdengar.

Para sejarawan yang serius perlu secara terbuka membuka semua lembaran-lembaran sejarah yang menawarkan informasi mengenai subjek spesifik ini. Semestinya akan menjadi lebih baik jika studi tentang riwayat Muhammad dilakukan dengan perhatian yang lebih komprehensif pada keturunan-keturunan Abdul Uzzah juga.

Usaha-usaha sebagai bentuk ikhtiar dan ittihad yang sungguh-sungguh mengenai riwayat Muhammad di masa lampau berhasil dengan sangat jelas membuka tabir bahawa ternyata pendahulu-pendahulu Nabi Muhammad yang beliau sangat takdzimi dan yang sangat meneladankan ilmu ketauhidan hanya kepada Allah tersebut tidak lain adalah Nabi Isma’il putera Nabi Ibrahim keturunan Nabi Adam. Bagi Nabi Muhammad, kisah Nabi Isma’il sangat meneladankan ilmu ketauhidan dan menjadi peringatan yang harus diteladani. Itulah mukjizat akhlak dan pengalaman-pengalaman akhlak yang jauh dari hal-hal yang dzahir, namun dekat dalam ilmu dan hati yang jauh dari riyak dan sombong-menyombongkan hal-hal yang dzahir. Mencari barakah ilmu adalah lebih penting dibanding mencari barakah dzahir. Teladan itu bukan soal dzahir tapi soal hati.

Pendek kata, studi ini adalah usaha pencarian yang berusaha menyingkap sejarah tentang garis Keluarga Abdul Uzzah dan peran yang sangat penting dari Waraqa bin Nawfal bin Abdul Uzzah dalam suku Quraysh. Fakta bahawa terdapat hanya sedikit acuan yang tersedia untuk mengungkap garis keluarga Abdul Uzzah ini tidak menghalangi minat terkait subjek ini. Sumbangsih Waraqa bin Nawfal tidak boleh disangkal, oleh karena itulah hubungan darahnya dengan Nabi Muhammad perlu dibuka dengan tanpa ditutup-tutupi, begitu juga halnya dengan pengaruh yang Waraqa bin Nawfal berikan terhadap insan yang kelak menjadi Nabi ini.

Pertama-tama, hal yang penting untuk diketahui oleh umum adalah bahawa Waraqa, Muhammad, istri beliau Khadijah adalah sepupu dari suku Qurasyh, dan secara genetik memiliki latar belakang masyarakat tauhid nashara di Mekah ketika itu.

Dalam Kitab Al-Qur’an …

… orang-orang dalam kelompok tauhid tersebut secara genetik disebut Nashara atau Nasrani.

Nashara atau Nasrani (itulah istilah yang dipakai oleh Kitab Al-Qur’an Surah Al-Baqarah [2]:62, Al-Ma’idah [5]:18) yang secara bahasa, kata Nashara, adalah istilah umum yang pertama kali dipakai untuk mengacu pada segala macam insan-insan yang takdzim dan tawadu’ kepada Nabi Allah ‘Isa dari Kota Naashirah (Nazaret) di Palestina. Nama Kota Naashirah tersebut bukan hanya dipakai untuk menjuluki Nabi ‘Isa namun juga untuk menjuluki insan-insan yang pertama kali takdzim dan tawadu’ kepada Sayidina ‘Isa. Pokoknya, pada waktu itu barangsiapa yang takdzim dan tawadu’ kepada Sayidina ‘Isa dijuluki Nashara. (Al-Injil Surah Hawariyun 24:5).

Nashara adalah paradigma insan-insan hijrah atau yang dalam keadaan pengungsi yang duafa dalam mengukapkan rasa takdzim dan tawadu’ kepada Sayidina ‘Isa. Insan-insan yang hijrah yang takdzim dan tawadu’ kepada Sayidina ‘Isa ini seringkali dihina dengan julukan Nashara Ebionit atau Duafa karena mereka sering dihina dan dizalimi oleh rekan-rekan sekampungnya di Tanah Suci Al-Quds Yerusalem Al-Aqsa. Karena secara genetik mereka adalah keturunan-keturunan Nabi Ya’qub yang oleh Allah diberi gelar Isra’il, insan-insan Nashara Duafa ini mengamalkan ritus-ritus ibadah Tanah Suci Al-Quds Yerusalem atau Al-Aqsa dan berkiblat ke Al-Quds atau Al-Aqsa dan mereka juga mengamalkan khatan dan zakat, puasa di bulan Ramadan, tidak makan daging-daging yang cara penyembeliannya dicekik. Bulan Ramadan sudah menjadi bulan suci jauh sebelum Muhammad lahir. Epiphanius, penulis Yunani abad keempat, menyebutkan lebih dari 80 kelompok di daftar sebagai aliran Kristen Sesat dalam karyanya The Panarion. Suatu edisi bahasa Inggris baru dari karya ini dipublikasikan dengan judul The Panarion of Epiphanus of Salamis, Brill, 1987, hal. 116. Oleh politik Kristen Modern, paradigma Nashara dianggap primitive dianggap sebagai aliran Kristen Sesat.

Orang-orang Arab Kristen di zaman modern sekarang ini memakai istilah Nashara untuk mengacu kepada pengungkapan primitif ketakdziman dan ketawadu’an seseorang kepada Sayidina ‘Isa. Kelompok tauhid ini terhubung dengan suku Nashara lainnya yang disebut Banu-‘Azrah, yang mengusir penyembah-penyembah berhala suku Khuza’ah dari Mekah dan menghancurkan suku Khuza’ah karena suku Khuza’ah adalah penyembah-penyembah berhala. Suatu sumber Arab yang penting mengindikasikan bahwa Kaisar Bizantium Yunani membantu suku Qushay tersebut mengalahkan dua suku penyembah berhala di Mekah ketika itu, dengan bantuan persyarikatan suku Kristen Romawi, Ghassanids.

Artikel sebelum ini Blog Abdushomad Artikel selepas ini