Bahasa Serumpun Ibrani Arab Suryani dan yang Tidak Serumpun: Rum, Yunani dan Melayu – Semua Amat Mustahak

Allah sudah tahu bahawa manusia tidak sama, suku tidak sama, bahasa tidak sama, kebiasaannya tidak sama, kebudayaannya tidak sama, zaman dan peradabannya pun tidak sama.

Termaktub di QS Al Hujurat [49]:13

49|13| يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu).

Nabi nabi pun juga begitu. Nabi Adam dahulu tinggal di Peradaban Mesopotapia di sekitar Sungai Tigris sekarang Iraq. Sedangkan Nabi Ibrahim kampung halamannya adalah Ur atau yang sekarang adalah sekitar Yunani dan Efesus Turki. Di Negeri Yang Tidak Berkhatan itulah kampung halaman Ibrahim. Di Yunani dan Efesus Turki itu juga pernah berlaku Kisah Ashabul Kahfi yaitu 7 pemuda dan seekor anjing yang masuk surga. QS Al Kahf [18].

Peradaban Yunani dan Turk ketika itu tidak mengenal khatan. Akhirnya, Ibrahim, oleh Allah, diuji oleh Allah dan diperintahkan meninggalkan Ur kampung halamannya menuju ke tempat yang ditunjukkan Allah kepada Nabi Ibrahim. Tempat yang ditunjukkan Allah itu akhirnya, oleh Ibrahim, diberinama UR SALIM (Ur yang Damai) atau sekarang disebut Yerusalem. Di UR SALIM, Ibrahim yang sudah amat tua dikhatan dengan memakai kapak kerana beliaulah yang orang pertama yang dikhatan.

Jelas orang-orang kampung halaman Ibrahim dan Ibrahim bukanlah orang Arab dan juga bukan Bani Isra’il kerana baik peradaban Arab dan peradaban Isra’il belum ada ketika itu. Kalimat yang dipakai di Ur dan dipakai oleh Ibrahim untuk menyebut Tuhan adalah EL.

Akhirnya Nabi Ibrahim punya anak dari istri nya yang bernama Siti Hajar orang Mesir itu bernama Isma’il. Jelas bahasa ibu yang dipakai oleh Siti Hajar tidaklah sama dengan bahasa ibunya Ibrahim.

Nabi Ibrahim juga punya anak dari istri tuanya yang bernama Sarah yang bernama Ishaq. Dari Ishaq, Ibrahim punya cucu yang bernama Ya’qub. Karena suka berjuang membuktikan diri kepada Allah dan manusia untuk memperoleh pahala dan barakah, Ya’qub, oleh Allah, diganti namanya menjadi ISRA’IL.

Nabi Musa adalah Bani Isra’il yaitu keturunan Nabi Ya’qub yang oleh Allah digelari Isra’il. Kalimat “Isra’il” ertinya orang yang berjuang dengan perbuatan untuk membuktikan kepada Allah dan umat manusia agar memperoleh pahala dan memperoleh barakah darinya. Keturunan-keturunan Nabi Ya’qub ini banyak menjadi nabi-nabi Allah. Banyak nabi adalah Bani Isra’il.

Lihatlah di bawah ini Salasilah Nabi-Nabi Allah:

  1. Adam
  2. Idris
  3. Nuh
  4. Hud
  5. Shalih
  6. Ibrahim
  7. Luth
  8. Isma’il
  9. Ishaq
  10. Ya’qub
  11. Yusuf
  12. Syu’aib
  13. Ayub
  14. Zulkifli
  15. Musa
  16. Harun
  17. Daud
  18. Sulaiman
  19. Ilyas
  20. Ilyasa’
  21. Yunus
  22. Zakaria
  23. Yahya
  24. Isa
  25. Muhammad

Setiap manusia tanpa pandang bulu adalah putera puteri Adam dan Adam ciptaan dari Tuhan Allah.

Jumlah nabi-nabi dan rasul-rasul Allah itu sebenarnya bukannya 25 nabi, namun 124,000 jumlahnya. Berapa jumlah suku di dunia ini, sebanyak itulah jumlah nabi-nabi Allah.

Di Indonesia saja ada 1,300 suku bangsa. Di dunia ada ratusan ribu suku bangsa. SUKU BANGSA MAYA, MESOPOTAMIA, SUNGAI AMAZON, ARYA, PERSIA, TIONGKOK, SUNGAI HINDU, ABORIGIN, MELAYU, GYPSY, ROMAN, NEGERI CAMPA DAN LAIN LAIN.

Temaktub di QS Fatir [35]:24

35|24| إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِن مِّنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ

Sesungguhnya Kami mengutusmu dengan kehaqiqian yang benar, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi amaran; dan tidak ada sesuatu umat pun melainkan telah ada dalam kalangannya dahulu seorang Rasul pemberi ingatan dan amaran.

Termaktub di QS Yunus [10]:47

10|47| وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُم بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

10|47| Dan bagi tiap-tiap satu umat ada seorang Rasul (yang diutuskan kepadanya); setelah datang Rasul masing-masing umat tersebut (menerangkan apa yang mesti diterangkan) maka hukuman pun dijalankan di antara mereka dengan adil dan mereka tetap tidak dianiaya.

Nama yang digunakan Nabi Ibrahim, Isma’il dan Ishaq dan Ya’qub untuk menyebut Tuhan adalah EL. Jadi EL adalah ilah nya Ibrahim, Isma’il, Ishaq dan Ya’qub.

Nama yang digunakan Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi-Nabi Bani Isra’il termasuk Nabi Zakharia, Nabi Yahya dan Nabi Isa untuk menyebut Tuhan adalah HA-ELOHIM. ‘HA’ dalam Bahasa Ibrani adalah ‘AL’ dalam Bahasa Arab artinya SANG.

Sedang ELOHIM artinya ILAH. HA-ELOHIM dalam Bahasa Arab adalah AL ILAH ertinya SANG TUHAN. Asma Yang Maha Suci dan Maha Perkasa itu tidak boleh diucapkan dengan sembarangan. HA SHEM (Nama segala Nama) atau ASMAUL HUSNA adalah kebiasaan nabi-nabi Bani Isra’il ketika mereka berseru kepada Tuhan.

Di Timur Tengah ketika itu, Kaisar-Kaisar Rom yang tidak berkhatan berkuasa menjajah bangsa-bangsa di Timur Tengah. Orang-orang Rom menyembah Dewa-Dewa Rom dan Dewa Dewa Yunani. Alam pikir orang-orang Rom tidak peduli dengan HA SHEM atau ASMAUL HUSNA.

Sayang sekali Bani Isra’il banyak yang mahu menjadi boneka Kaisar-Kaisar Rom. Mereka tunduk dan takut kepada Kaisar-Kaisar Rom dan tidak takut kepada HA-ELOHIM seperti yang dicontohkan para nabi Bani Isra’il. Mereka lebih suka politik memuaskan Kaisar-Kaisar Rom daripada mencari keredaan Allah.

Hanya Para Hawariyun yakni pengikut-pengikut setia Nabi Isa lah, yang oleh Al Qur’an, disebut sebagai orang-orang yang setia mengikut Nabi Isa menuju HA-ELOHIM. (QS Ali Imran [3]:52). Para Hawariyun adalah Bani Isra’il yang saleh yakni Bani Isra’ilnya Para Nabi bukan Bani Isra’il Boneka Kaisar dan Penyembah Kaisar Rom. Jadi Para Hawariyun banyak yang dizalimi dan diusir dari Al Quds Ur Salim Kiblat Penyembah HA-ELOHIM.

Para Hawariyun juga salah satu dari 124,000 nabi dan rasul-rasul untuk berbagai kaum di dunia ini. Ketika Para Hawariyun berdakwa di kawasan Negeri Syam di Jazirah Arab Utara, Para Hawariyun menggunakan nama AR RAHMAN atau AL ILAH atau ALAHA tidak menggunakan nama HA ELOHIM untuk menyebut Tuhan. Diterjemahkan agar boleh difahami. Itulah tugas rasuli yang diemban pengikut-pengikut setia Nabi Isa. Pada masa sebelum Muhammad lahir, nama ABDULLAH paling disukai oleh orang-orang Negeri Syam yang takdzim kepada Nabi Isa untuk menamai putera-putera mereka.

Kitab Taurat, Zabur dan Injil dalam bahasa Suryani memakai kalimat ELAH untuk menyebut Al Ilah atau ALLAH. Itu adalah kebiasaan para Hawariyun ketika berdakwa di Negeri Syam di Jazirah Arab Utara di daerah Petra. Lihat Taurat terjemahan Bahasa Suryani Surah Ezra 5:1 di mana di situ disebutkan BE SHUM ELAH yang dalam bahasa Arab nya adalah BISMILLAH. Kalimat Bismillah banyak terdapat di prasasti prasasti yang dibuat oleh orang-orang Hawariyun Negeri Syam yang takdzim kepada Nabi Isa.

Ayah Nabi Muhammad adalah Abdullah yang ertinya Hamba al Ilah. Orang-orang Negeri Syam di Jazirah Arab bagian Utara akhirnya banyak yang takdzim kepada Nabi Isa alhasil memeluk iman Tauhid mengutamakan ilah nya Ibrahim, Isma’il, Ishaq dan Ya’qub yang mereka sebut sebagai AR RAHMAN.

Lalu Muhammad satu-satunya nabi yang dilahirkan di Mekkah dari kaum Quraish (Syarikat orang-orang pendatang yang bukan asli Mekkah) diperintahkan Allah untuk mengingatkan semua kaum di Mekkah ketika itu tentang pesan-pesan Tuhan yang dicontohkan para nabi yang bahasanya tidak sama seperti bahasanya orang-orang di Mekkah ketika itu.

Jadi perlu diterjemahkan dari EL dan HA ELOHIM menjadi AL ILAH atau ALLAH. Semua ahli Bahasa Arab menganggap bahawa istilah ALLAH itu musytaq (ada asalnya) atau boleh dilacak akar katanya dari kata lain. Untuk rujukan lebih lanjut, sila baca Kitab al-Mu’jam al-Mufahras yang menempatkan kata ALLAH di bawah entry hamzah, lam, haa’ (‘-l-h). Mengapa?

Hal itu boleh begitu kerana al- pada kalimat ALLAH adalah hamzah wasl, sehingga al- boleh dihilangkan misalnya dalam kalimat wa-llahi, billahi, lillahi dan sebagainya. Mengapa tidak wa allahi? Mengapa tidak bi allahi? Mengapa tidak li allahi ? Mengapa nama diri boleh ditulish tidak lengkap?

Bererti Kalimat Allah bukan nama diri. ALLAH adalah bentuk pendek daripada AL ILAH. Dalam kalimat alhamdu lillah dan kalimat lillahi ta’ala, kata sandang al di depan Kalimat Allah juga dihilangkan. Al Ilah atau yang disingkat ALLAH atau di dalam doa ALLAHUMA di Arab Utara di Negeri Syam adalah Kalimat Tauhid yang ertinya sama dengan HA ELOHIM di Kitab Taurat Ulangan 6:4 shema yisrael adonai elohim adonai echad kerana masyarakat Arab Utara sudah banyak memperoleh dakwah tauhid para Hawariyun pengikut-pengikut setia Nabi Isa.

Firman Allah kena difahami oleh masyarakat jadi kena diterjemahkan agar boleh difahami oleh masyarakat. Ilmu Terjemah atau ilmu tafsir adalah sangat penting dalam menyampaikan Kehaqiqian yang dari Allah. Oleh kerana itulah Kitab Taurat, Zabur dan Injil diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Tugas Rasulullah bukan memaksa orang bukan Arab menjadi Arab dan bukan memaksa orang Kristian menjadi Islam.

Hanya orang-orang Negeri Syam di kawasan Arab Utara yang takdzim kepada Nabi Isa dan ketauhidannya yang diteruskan kepada para Hawariyun lah yang biasa menggunakan Kalimat Ar Rahman untuk berseru kepada Al Ilah. Nabi Muhammad sungguh sangat suka membumikan tauhid dan Nabi Muhammad tidak pernah memaksa maksa orang dalam urusan kehaqiqian Allah kerana Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Karena Muhammad Nabi satu-satunya Nabi dari Mekkah yang memastikan silaturahmi yang sangat dekat antara MEKKAH dan UR SALIM AL QUDS YERUSALEM, antara AL QUR’AN DAN KITAB KITAB SEBELUMNYA TAURAT ZABUR INJIL.

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ

Katakanlah (wahai Muhammad): “Serulah nama “Allah” atau nama “Ar-Rahman”, yang mana sahaja kamu serukan; kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia.” (QS Al Isra [17]:110.)

Jadi jangat was-was terjemahan Kitab-Kitab Allah Taurat Zabur Injil pun sahih dan wajib untuk diimani dan diamalkan.

Terjemahan sama mustahaknya dengan penghafalan. Terjemahan melestarikan pesan untuk boleh diamalkan oleh siapa saja agar memperoleh pahala dan barakah. Penghafalan melestarikan tajuid.

Artikel sebelum ini Blog Abdushomad Artikel selepas ini