(3) KARENA MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG DAN PENUH NIKMAT DAN MAHA ADIL, OLEH ALLAH سبحانه وتعالى, QURBAN YANG BESAR TELAH DIBERIKAN UNTUK MENJADI BADAL BAGI MANUSIA YAKNI GANTI KITA MANUSIA DALAM MEMBAYAR DENDA KAFFARAH YANG HARUS DIBAYAR MANUSIA KARENA ADANYA KEKURANGAN, LUPA AKIBAT NAFSU DI DALAM KITA MANUSIA. SUNGGUH ALLAH MAHA PEMBERI SYAFA’AT.
Karena Allah سبحانه وتعالى Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan Maha Adil, Allah سبحانه وتعالى berkehendak memberi syafaat kepada manusia agar manusia boleh terhindar dari azab. Untuk itulah, Allah سبحانه وتعالى menetapkan seorang yang dijadikan badal bagi manusia agar manusia boleh dianggap sah sebagai penerima syafaatnya Allah sehingga manusia dapat terhindar dari azab.
Orang yang oleh Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan Maha Adil ditetapkan menjadi badal bagi manusia agar manusia boleh menikmati syafaatnya Allah kepada manusia tersebut memohonkan nikmat dan kemurahan serta belas kasihan daripada Allah, dengan begitu kaum anak-cucu Adam yang tergelincir tersebut tetap didasarkan kepada Kebenaran dan Keadilan Illahi.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah An-Naba’ [78] ayat 38 …
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Pada masa Ruh dan malaikat-malaikat yang lain berdiri bersaf-saf, tidak ada yang berkata-kata melainkan yang telah diizinkan baginya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, serta ia berkata benar.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Az-Zukhruf [43] ayat 86 …
وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَن شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan segala yang mereka sembah yang lain dari Allah, tidak mempunyai sebarang kuasa untuk memberikan syafaat pertolongan, kecuali sesiapa yang memberi penerangan mengakui kebenaran dengan mentauhidkan Allah, Tuhan Yang Sebenar-benarnya secara mereka mengetahuiNya dengan yakin (bukan dengan kata-kata orang; maka merekalah yang mungkin diizinkan memberi dan mendapat syafaat itu).
Orang yang oleh Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan Maha Adil tersebut ditetapkan menjadi badal bagi manusia agar manusia boleh menikmati syafaatnya Allah tersebut bergelar Kalimat Allah dan juga bergelar Roh Allah. Orang yang bergelar Kalimah daripada Allah dan juga Ruh daripada Allah tersebut memohonkan nikmat dan kemurahan serta belas kasihan daripada Allah dengan begitu kaum yang tergelincir tersebut tetap didasarkan kepada Kebenaran dan Keadilan Illahi.
Dengan izin Allah سبحانه وتعالى, beliau berjuang sampai titik darah penghabisan dan mengikhlaskan nyawa beliau menjadi qurban kaffarah seperti yang termaktub di QS Al Ma’idah [5]:45 yang menebus segala kekurangan dan lupa dan nafsu nafsi manusia dan untuk memurnikan balik hati manusia agar manusia diterima oleh Allah سبحانه وتعالى.
Ibaratnya, beliau menunaikan ibadah haji badal bukan untuk diri beliau sendiri tapi untuk manusia yang “sakit” lantaran manusia telah tergelincir, terjerumus, dan terperdaya.
Setelah mati sebagai qurban, oleh Allah, beliau dihidupkan lagi dan diangkat naik ke surga ke haribaanNya Allah. Beliau adalah Sayidina Isa bin Maryam.
Mengenai Sayidina Isa bin Maryam, disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Ali ’Imran [3] ayat 45, bahawa Sayidia Isa bin Maryam secara ukhrawi tidak lemah. Kerana kekurangan tidak boleh dijadikan badal untuk menutup kekurangan. Orang yang mempunyai hutang tidak boleh menolong orang lain yang mempunyai hutang. Yang dijadikan qurban harus sempurna dan tidak boleh cacat dan lemah.
إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
(Ingatlah) ketika malaikat berkata: “Wahai Maryam! Bahawasanya Allah memberikan khabar yang mengembirakanmu, dengan Kalimah daripada Allah, namanya: Al-Masih, Isa bin Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan ia juga dari orang-orang yang didampingkan.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah An Nisa’ [4]:171 …
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انتَهُوا خَيْرًا لَّكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
Wahai Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani)! Janganlah kamu melampaui batas dalam perkara ugama kamu, dan janganlah kamu mengatakan sesuatu terhadap Allah melainkan yang benar; sesungguhnya Al-Masih Isa bin Maryam itu rasuulullah Utusan Allah dan Kalimah Allah yang telah disampaikanNya kepada Maryam, dan (ia juga tiupan) Roh daripada Allah. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasulNya, dan janganlah kamu mengatakan: “Tiga.” Berhentilah (daripada mengatakan yang demikian), supaya menjadi kebaikan bagi kamu. Hanyasanya Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah daripada mempunyai anak. Bagi Allah jualah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan cukuplah menjadi Pengawal (Yang Mentadbirkan sekalian makhlukNya).
Disebutkan pula di QS Al Anbiya’ [21]:91 …
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِن رُّوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِّلْعَالَمِينَ
Dan (sebutkanlah peristiwa) perempuan yang telah menjaga kehormatan dan kesuciannya; lalu Kami tiupkan padanya dari Roh Kami, dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai satu tanda yang besar (yang menunjukkan kekuasaan Kami) bagi semesta alam.
Disebutkan di Kitab Al-Qur’an Surah At-Tahrim [66] ayat 12 …
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
Dan juga Maryam binti Imran (ibu Nabi Isa seorang perempuan) yang telah memelihara kehormatan dan kesuciannya (dari disentuh oleh lelaki; tetapi oleh sebab Kami telah takdirkan dia mendapat anak) maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebahagian daripada roh Kami; dan (sekalipun Maryam itu hidup di antara kaum kafir) ia mengakui kebenaran Kalimah-kalimah Tuhannya serta Kitab-kitabNya; dan ia menjadi dari orang-orang yang tetap taat.
Demikianlah sudah ditetapkan oleh Allah tentang lahirnya Isa Almasih.
Semua aspek Isa bin Maryam sungguh luar biasa, Sijil Kelahiran-nya, Resume-nya, Batu Nisan-nya Isa bin Maryam semuanya luar biasa.
Cuba cari satu nama di bawah kolong langit ini sejak dari zaman dahulu sampai sekarang yang ketiga aspek-nya semuanya luar biasa.
Hanya Isa bin Maryam atas izin Allah memiliki ketiga aspek yang phenomenal atau tidak boleh dinyatakan atau tidak boleh dijelaskan.
Isa Kalimat Allah itulah namanya. Kalimat Allah sungguh suci sifatnya dan sungguh maha luas sekali sifatnya.
Tersebut di dalam Kitab Suci Al-Qur’an Surah Al Kahf [18] ayat 109 …
قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
Katakanlah (Muhammad), ”Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Al Baqarah [2] ayat 253 …
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ ۚ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِن بَعْدِهِم مِّن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُم مَّنْ آمَنَ وَمِنْهُم مَّن كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
Rasul-rasul Kami lebihkan sebahagian daripada mereka atas sebahagian yang lain (dengan kelebihan-kelebihan yang tertentu). Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata dengannya, dan ditinggikanNya sebahagian daripada mereka beberapa darjat kelebihan. Dan Kami berikan Nabi Isa bin Maryam mukjizat, serta Kami kuatkan dia dengan Ruhul-Qudus. Dan sekiranya Allah menghendaki nescaya orang-orang yang datang kemudian daripada dia itu tidak berbunuh-bunuhan sesudah mukjizat datang kepada mereka. Tetapi mereka bertelingkah. Maka timbulah di antara mereka: orang yang beriman, dan orang yang kafir. Dan kalaulah Allah menghendaki tentulah mereka yang kafir tidak berbunuh-bunuhan; tetapi Allah melakukan apa yang dikehendakiNya.
Disebutkan di dalam Kitab Allah At Taurat, Surah At Tasyniyati (Ulangan) 19:21, orang yang “lupa” pada Yang Maha Besar harus diazab atau dihukum. Dan hukum harus ditegakkan dan secara tegas harus dilaksanakan untuk membalas “yang lupa” tersebut.
لا تُشْفِقُوا عَلَيْهِ. نَفْسٌ بِنَفْسٍ, وَعَيْنٌ بِعَيْنٍ, وَسِنٌّ بِسِنٍّ, وَيَدٌ بِيَدٍ, وَرِجْلٌ بِرِجْلٍ.
Dalam hal-hal demikian, jangan tunjukkan belas kasihan. Hukuman itu harus berupa: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, dan kaki ganti kaki.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Maryam [19] ayat 21 …
قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا
Ia menjawab: “Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan Kami hendak menjadikan anak itu sebagai satu tanda bagi umat manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah satu perkara yang telah ditetapkan berlakunya.
QS Al Ma’idah [5]:45 …
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنفَ بِالْأَنفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ۚ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan kami telah tetapkan atas mereka di dalam kitab Taurat itu, bahawa jiwa dibalas dengan jiwa, dan mata dibalas dengan mata, dan hidung dibalas dengan hidung, dan telinga dibalas dengan telinga, dan gigi dibalas dengan gigi, dan luka-luka hendaklah dibalas (seimbang).
Hukum terhadap “yang lupa” tersebut ditegakkan dan dilaksanakan dengan memakai alat: PEDANG YANG TAJAM, BADIK YANG TAJAM, BATU UNTUK MERAJAM, KAYU PALANG-SALIB. Itulah alat-alat untuk menghukum “yang lupa” sampai “yang lupa” tersebut bersimbah darah. Allah berhak memberi azab kepada manusia kerana manusia “terjerumus,” “lupa,” “penuh dengan nafsu-nafsi,” “berdosa.” Namun pada saat yang sama Allah adalah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Oleh kerana itu, Qurban wajib ada agar insan luput dari azab Allah yang Maha Adil namun Maha Pemurah lagi Penyayang. Bagaikan kambing kibas yang diturunkan dari langit oleh Allah untuk dibunuh diqurbankan sebagai badal untuk anak Adam, yakni putera Ibrahim, Isa keluar dari rahim seorang dara untuk dibunuh diqurbankan sebagai badal untuk insan manusia.
Sayidina Nabi Isa keluar dari rahim seorang dara ditetapkan oleh Allah untuk juga dibunuh diqurbankan sebagai qurban kaffarah seperti yang termaktub di QS Al Ma’idah [5]:45 yang menebus segala kekurangan dan lupa dan nafsu nafsi manusia dan untuk memurnikan balik hati manusia agar manusia yang tergelincir boleh secara hudud atau secara syarii diterima oleh Allah سبحانه وتعالى yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang lagi Maha Adil.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Ali ’Imran [3] ayat 55 …
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
3|55| (Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Wahai Isa! Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu, dan akan mengangkatmu ke sisiKu, dan akan membersihkanmu dari orang-orang kafir, dan juga akan menjadikan orang-orang yang mengikutmu berderjat diatas orang-orang kafir, hingga ke hari kiamat. Kemudian kepada Akulah tempat kembalinya kamu, lalu Aku menghukum (memberi keputusan) tentang apa yang kamu perselisihkan.”
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Maryam [19] ayat 29-34 …
19|29| فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
19|30| قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
19|31| وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
19|32| وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا
19|33| وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
19|34| ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
19|29| Maka Maryam segera menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata (dengan hairannya): “Bagaimana kami boleh berkata-kata dengan seorang yang masih kanak-kanak dalam buaian?”
19|30| Isa yang ketika itu masih kanak-kanak dalam buaian menjawab:” Sesungguhnya aku ini hamba Allah; Ia telah memberikan kepadaku Kitab, dan Ia telah menjadikan daku seorang Nabi.
19|31| Dan Ia menjadikan daku seorang yang berkat di mana sahaja aku berada, dan diperintahkan daku mendirikan solat dan memberi zakat selagi aku hidup.
19|32| “Serta (diperintahkan daku) taat dan berbuat baik kepada ibuku, dan Ia tidak menjadikan daku seorang yang sombong takbur atau derhaka.
19|33| Dan segala keselamatan serta kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku diperanakkan dan pada hari aku mati, serta pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
19|34| Itulah Isa bin Maryam perkataan yang benar yang mereka ragu-ragu dan berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
Sayidina Isa memang sudah tertumpah darahnya dan sudah diqurbankan bagai kambing kibas qurban sebagai badal untuk insan manusia. Sayidina Isa gugur mati syahid sebagai syuhada untuk menerima apa yang sudah ditetapkan Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang dan Maha Adil dan Maha Memberi Syafaat.
Orang-orang bersunat yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa sejak dari dahulu tidak pernah berkata orang yang mati syahid itu mati. Orang orang bersunat selalu dengan iman berkata bahawa orang yang mati syahid itu tidak mati. Walau mata kepala melihat syahid itu memang mati secara klinikal, namun mata hati melihat mati syahid itu HIDUP.
Lihat QS Al Baqarah [2]:154 …
2|154| وَلَا تَقُولُوا لِمَن يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang yang gugur di jalan Allah (bahawa mereka itu) mati, bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
Siapapun yang gugur di jalan Allah, oleh orang-orang berkhitan yang beriman kepada Allah selalu dikatakan MASIH HIDUP TIDAK MATI.
Kebiasaan melihat dengan mata iman bukan dengan mata kepala adalah kebiasaan orang-orang bersunat yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Di dalam Tarjamah Kitab Allah Injil Syarif Hawariyyun Risalah ila ahli Ibraniyain (Ibrani) 11:4 …
بِالإِيمَانِ قَدَّمَ هَابِيلُ لِلَّهِ ضَحِيَّةً أَفْضَلَ مِنَ الَّتِي قَدَّمَهَا قَابِيلُ. وَبِسَبَبِ إِيمَانِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْ قَرَابِينِهِ وَشَهِدَ لَهُ أَنَّهُ صَالِحٌ. وَبِإِيمَانِهِ مَازَالَ يَتَكَلَّمُ مَعَ أَنَّهُ مَاتَ.
Melalui iman Habil telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada yang dipersembahkan oleh Qabil. Dengan demikian dia mendapat kesaksian bahawa dia seorang yang warak; Allah memberikan kesaksian tentang persembahannya. Oleh itu setelah Habil mati pun, dia masih berkata-kata.
Surah Ali ’Imran [3] ayat 169-170 …
3|169| وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
3|170|فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
3|169| Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka adalah hidup (secara istimewa di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki;
3|170| (Dan juga) mereka bersukacita dengan kurniaan Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka bergembira dengan berita baik mengenai orang-orang , yang masih tinggal di belakang, yang belum menyusul mereka, bahawa tidak ada kekhuatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka berdukacita.
Sayidina Isa selalu berkata kepada para Hawariyyun (orang-orang yang menjadi pengikut setianya) bahawa orang-orang yang mengikut beliau harus suka berjuang di Jalan Allah dan suka mati berjuang di Jalan Allah. Itulah erti mengikut Sayidina Isa.
Sayidina Isa berkata di Kitab Allah Injil Syarif Hawariyyun Matta (Matius) 16:24, 12:20; Marqusa (Markus) 8:31-9:1, Luuqaa (Lukas) 9:22-27 …
لأَنَّ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُنْقِذَ حَيَاتَهُ يَفْقِدُهَا، أَمَّا مَنْ فَقَدَ حَيَاتَهُ فِي سَبِيلِي فَإِنَّهُ يَجِدُهَا.
Sesiapa yang mempertahankan hidupnya akan kehilangan hidup, dan sesiapa yang mengorbankan hidupnya kerana-Ku akan memperoleh hidup.
Bagi orang-orang bersunat yang beriman kepada Allah yang berjuang di jalan Allah bukan di jalan nafsu diri sendiri, mati di jalan Allah tidak mati tapi berpulang ke rahmatullah. Jadi semoga kita tergolong sebagai orang yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah Yang Tidak Kelihatan oleh Mata Kepala tapi Kelihatan oleh Mata Hati.
Sayidina Isa gugur di jalan Allah bukan dalam hukuman mati orang-orang bersunat (orang-orang Yahudi) yakni dengan cara dirajam batu tapi dalam hukuman mati orang-orang tidak bersunat (Bangsa Rom) yakni disalib atau dipalang di kayu salib.
Kitab Al-Qur’an menjadi saksi sejarah bahawa orang-orang Yahudi tidak menyalib Sayidina Isa, tapi orang-orang Rom lah yang menyalib Sayidina Isa. Sebab, dalam sejarah, orang-orang bersunat macam Yahudi memang tidak memakai alat salib untuk menghukum orang “yang lupa” atau yang berdosa. Hanya orang-orang tidak bersunat macam orang-orang Rom lah yang memakai alat salib untuk menghukum orang yang berdosa banyak.
Untuk menghukum orang yang berdosa banyak, orang-orang bersunat macam orang-orang Yahudi memakai batu untuk merajam orang yang berdosa banyak.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah An Nisa’ [4] 153-159 …
4|153| يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِّنَ السَّمَاءِ ۚ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَىٰ أَكْبَرَ مِن ذَٰلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَن ذَٰلِكَ ۚ وَآتَيْنَا مُوسَىٰ سُلْطَانًا مُّبِينًا
4|154| وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَاقًا غَلِيظًا
4|155| فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِم بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا
4|156| وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَىٰ مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
4|157| وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
4|158| بَل رَّفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
4|159| وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
4|153| Ahli Kitab (kaum Yahudi) meminta kepadamu (wahai Muhammad) supaya engkau menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. (Janganlah engkau merasa pelik), kerana sesungguhnya mereka telah meminta kepada Nabi Musa lebih besar dari itu. Mereka berkata: “(Wahai Musa) perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata (supaya kami dapat melihatNya dan percaya kepadaNya).” Lalu mereka disambar oleh petir dengan sebab kezaliman mereka (menderhaka kepada Allah); kemudian mereka pula menyembah (patung) anak lembu sesudah datang kepada mereka mukjizat, lalu Kami maafkan mereka dari perbuatan yang sedemikian itu (ketika mereka bertaubat). Dan Kami telah memberi kepada Nabi Musa kekuasaan yang nyata.
4|154| Dan Kami telah mengangkat “Gunung Tursina” ke atas mereka disebabkan (mereka ingkar akan) perjanjian setia mereka (mematuhi hukum-hukum Taurat), dan Kami perintahkan mereka: “Masuklah kamu melalui pintu (negeri) itu dengan merendah diri” dan Kami juga perintahkan mereka: “Janganlah kamu melanggar perintah larangan yang ditentukan pada hari ke tujuh,” dan Kami telah mengambil daripada mereka perjanjian setia yang teguh (yang mewajibkan mereka mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan laranganNya).
4|155| Maka (Kami laknatkan mereka) dengan sebab mereka mencabuli perjanjian setia mereka, dan mereka kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah, dan mereka pula membunuh Nabi-nabi dengan tiada sesuatu alasan yang benar, dan mereka juga mengatakan: “Hati kami tertutup.” (Sebenarnya hati mereka tidak tertutup), bahkan Allah telah memeteraikan hati mereka disebabkan kekufuran mereka. Oleh itu mereka tidak beriman kecuali sedikit sahaja (di antaranya).
4|156| Demikian juga (Kami laknatkan mereka) dangan sebab kekufuran mereka dan tuduhan mereka terhadap Maryam (dengan tuduhan yang amat dustanya.
4|157| Dan juga (disebabkan) dakwaan mereka dengan mengatakan: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa bin Maryam, Rasul Allah.” Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak memalangnya (di kayu palang – salib), tetapi diserupakan bagi mereka. Dan Sesungguhnya orang-orang yang telah berselisih faham, mengenai Nabi Isa, sebenarnya mereka memang selalu berada dalam keadaan syak (ragu-ragu) tentang Nabi Isa. Tiada sesuatu pengetahuan pun bagi mereka mengenainya selain daripada mengikut sangkaan semata-mata; dan sesungguhnya bukan mereka tidak membunuhnya.
4|158| Bahkan Allah telah mengangkat Nabi Isa kepadaNya; dan adalah Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
4|159| Dan tidak ada seorang pun dari kalangan ahli Kitab melainkan ia akan beriman kepada Nabi Isa sebelum matinya dan pada hari kiamat kelak Nabi Isa akan menjadi saksi terhadap mereka.
Di balik perintah qurban adalah Allah سبحانه وتعالى sendiri, bukan manusia. Itu kerana Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang namun juga Maha Adil. Sayidina Isa gugur di jalan Allah bukan di jalan manusia. Turunnya kambing kibas dari langit sebagai badal untuk anak Adam yakni putera Ibrahim disebabkan oleh Allah سبحانه وتعالى sendiri, bukan manusia. Barangsiapa yang mati syahid di jalan Allah sesungguhnya tidak mati. Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan Maha Adil.
Sebagai perbandingan, cobalah kita ingat apa yang sesungguhnya terjadi pada saat orang-orang Muslim Awal menang di Perang Badar. Kitab Al-Qur’an menyebutkan di Surah Al Anfal [8] ayat 17 …
8|17| فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
8|17| Maka bukanlah kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah jualah yang menyebabkan pembunuhan mereka. Dan bukanlah engkau (wahai Muhammad) yang melempar ketika engkau melempar, akan tetapi Allah jualah yang melempar (untuk membinasakan orang-orang kafir), dan untuk mengurniakan orang-orang yang beriman dengan pengurniaan yang baik (kemenangan) daripadaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
Sebagai manusia, kita sering mengikuti dan menuruti nafsu nafsi. Karena mengikuti dan mengikuti nafsu nafsi, kita merasa bahwa kitalah sebab utama yang menyebabkan terjadinya suatu kejadian. Sesungguhnya, hanya Allah lah Penyebab Utama terjadinya segala kejadian dan segala perkara. Sesungguhnya, manusia hanyalah lantaran belaka.
Musuh yang terbesar dari setiap orang adalah nafsunya sendiri. Kita harus mengakui dan mahu menerima bahwa Allah lah Penyebab Utama terjadinya segala kejadian dan sesungguhnya manusia hanya lantaran belaka.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an Surah Al Ma’idah [5] ayat 33-36 …
5|33| إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَافٍ أَوْ يُنفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ۚ ذَٰلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا ۖ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
5|34| إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِن قَبْلِ أَن تَقْدِرُوا عَلَيْهِمْ ۖ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
5|35| يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
5|36| إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُم مَّا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
5|33| Hanyasanya balasan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya serta melakukan bencana kerosakan di muka bumi ialah dengan dibalas bunuh (kalau mereka membunuh sahaja dengan tidak merampas), atau dipalang (di kayu palang salib) (kalau mereka membunuh dan merampas), atau dipotong tangan dan kaki mereka bersilang (kalau mereka merampas sahaja), atau dibuang negeri (kalau mereka hanya mengganggu ketenteraman umum). Hukuman yang demikian itu adalah suatu kehinaan di dunia bagi mereka, dan di akhirat kelak mereka beroleh azab seksa yang amat besar.
5|34| Kecuali orang-orang yang bertaubat sebelum kamu dapat menangkapnya, (mereka terlepas dari hukuman itu). Maka ketahuilah, bahawasanya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
5|35| Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan carilah yang boleh menyampaikan kepadaNya (dengan mematuhi perintahNya dan meninggalkan laranganNya); dan berjuanglah pada jalan Allah supaya kamu beroleh kejayaan.
5|36| Sesungguhnya orang-orang yang kafir, kalau (tiap-tiap seorang dari) mereka mempunyai segala yang ada di muka bumi atau sebanyak itu lagi bersamanya, untuk mereka menjadikannya penebus diri mereka dari azab seksa hari kiamat, nescaya tebusan itu tidak akan diterima dari mereka; dan mereka akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
Disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Al Ma’idah [5] ayat 6 …
5|6| يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
5|6| Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sembahyang (padahal kamu berhadas kecil), maka (berwuduklah) iaitu basuhlah muka kamu, dan kedua belah tangan kamu meliputi siku, dan sapulah sebahagian dari kepala kamu, dan basuhlah kedua belah kaki kamu meliputi buku lali; dan jika kamu junub (berhadas besar) maka bersucilah dengan mandi wajib; dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air), atau dalam pelayaran, atau salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air, atau kamu sentuh perempuan, sedang kamu tidak mendapat air (untuk berwuduk dan mandi), maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah – debu yang bersih, iaitu: sapulah muka kamu dan kedua belah tangan kamu dengan tanah – debu itu. Allah tidak mahu menjadikan kamu menanggung sesuatu kesusahan (kepayahan), tetapi Ia berkehendak membersihkan (mensucikan) kamu dan hendak menyempurnakan nikmatNya kepada kamu, supaya kamu bersyukur.
Seperti ketika Allah سبحانه وتعالى menyediakan air atau tanah debu yang bersih untuk membersihkan manusia secara lahiriah, Allah سبحانه وتعالى menyediakan Yang Mulia Sayidina Nabi Isa Alaihissalam untuk membersihkan “segumpal daging di dalam tubuh manusia” yaitu bathin atau hati.
Di dalam bathin atau hati manusia, ada nafsu yang cenderung sombong, angkuh dan takabur dan tidak lurus.
Allah سبحانه وتعالى menciptakan Yang Mulia Sayidina Nabi Isa untuk membersihkan bathin manusia dari nafsu yang sombong dan takabur.
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |