Contact Information

Theodore Lowe, Ap #867-859
Sit Rd, Azusa New York

We Are Available 24/ 7. Call Now.

Kalendar Hijriah adalah kalendar yang digunakan di dunia Arab dan Islam. Ada 12 bulan di Kalendar Hijriah.

  1. Muharram
  2. Shafar
  3. Rabiul awal
  4. Rabiul akhir
  5. Jumadil awal
  6. Jumadil akhir
  7. Rajab
  8. Sya’ban
  9. Ramadan
  10. Syawwal
  11. Dzulkaidah
  12. Dzulhijjah

Di setiap saat dalam 12 bulan itu, sesungguhnya Allah mengharapkan orang-orang di padang pasir di Timur Tengah yang tandus untuk hidup aman-damai, hidup dalam keadaan yang BEBAS daripada permusuhan, BEBAS daripada perselisihan, BEBAS daripada pertikaian dan BEBAS daripada pertelingkahan. Tidak bermusuhan! Tidak berseteru.

Tapi sayang, manusia-manusia padang pasir yang tandus itu cenderong selalu dalam keadaan bermusuhan dan bertikai. Tidak dalam keadaan damai. Mereka tidak mahu disalahi dan tidak mahu dizalimi. Apabila mereka dizalimi, mereka cenderong dengan marah mencari keadilan. Mereka cenderong suka dengan Syari’at al-Gab ‘Hukum Rimba’ dan suka dengan hukum al-Nab siapa yang kuat itulah yang menang.

Oleh kerana itulah, untuk mentèrapi manusia-manusia padang pasir yang tandus yang cenderong senantiasa suka berperang dan suka bertelingkah dan suka berbalah dan suka banyak tingkah dan olah itu, Muhammad dan Al Qur’an tidak memberatkan manusia-manusia yang sudah hidup susah di padang pasir. Bukan 12 bulan, tapi hanya empat bulan sahaja, manusia-manusia padang pasir di Timur Tengah itu diharapkan berjihad dan berihtiar melakukan kebaikan-kebaikan demi untuk hidup DAMAI DAN TIDAK BERMUSUHUAN DAN TIDAK BERTIKAI. Empat bulan sahaja, cuba direm atau dibrek segala kecenderongan bermusuhan, diganti dengan berbuat baik di padang pasir terhadap segala makhluk hanya di 4 bulan sahaja. Hanya di empat bulan itu, manusia-manusia padang pasir yang tandus yang suka perang itu wajib menggencat senjata.

Nabi Muhammad dan Al-Qur’an TIDAK MEMBERATKAN dengan menuntut manusia-manusia padang pasir yang tandus itu 12 bulan untuk berbuat baik. Tidak! Tapi hanya empat bulan sahaja berbuat baik kepada semua makhluk-makhluk di padang pasir yang tandus dan luas itu. Ketahuilah, empat bulan itu sesungguhnya adalah tèrapi agar mereka akhirnya boleh berbuat baik selama genap 12 bulan di padang pasir yang tandus itu. Itulah EMPAT BULAN HARAM atau BULAN SUCI atau BULAN YANG MULIA DI PADANG PASIR YANG KERING DAN TANDUS. EMPAT BULAN GENCATAN SENJATA. EMPAT BULAN MENGEREM SEGALA KECENDERONGAN BERMUSUHAN DI PADANG PASIR YANG TANDUS ITU.

ITULAH TÈRAPI EMPAT BULAN SUCI DI PADANG PASIR YANG TANDUS.

  • Bulan Muharram
  • Bulan Rajab
  • Bulan Dzulkaidah
  • Bulan Dzulhijjah atau Bulan Haji

Ada juga tèrapi DUA BULAN SUCI DI PADANG PASIR YANG TANDUS.

  • Bulan Sya’ban
  • Bulan Ramadhan

Ada juga tèrapi SATU BULAN SUCI DI PADANG PASIR YANG TANDUS.

  • Bulan Ramadhan

Ada juga tèrapi pertengahan bulan: Nisfu Sya’ban, Malam Pengampunan dosa di padang pasir yang tandus.

Ada juga tèrapi malam: memperoleh kebaikan Allah pada satu malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, iaitu, pengalaman diberi barokah dan pahala yang besar oleh Allah di padang pasir yang tandus.

Itu semua diamalkan untuk mentèrapi orang-orang padang pasir yang tandus yang senantiasa cenderong bermusuhan dan cenderong bertikai untuk berbuat baik setiap saat sepanjang tahun:

Itulah proses untuk mencapai tujuan akhir yang sempurna, iaitu, DAMAI, ISLAH, SABAR, KASIH SAYANG setiap saat dalam 12 bulan setiap tahun.

Itulah tèrapi proses ‘sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit’.

Kitab-kitabullah sebelum Qur’an, iaitu, Kitab Taurat, Zabur dan Injil juga mentèrapi orang padang pasir Timur Tengah yang tandus dan susah dan cenderong saling menyakiti dan dendam kesumat untuk sekedar membalas secara setimpal dan terkontrol dan adil, BUKAN dengan cara balas dendam membabi buta sampai tujuh turunan.

Tèrapi itu ialah: cukup “mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka bakar ganti luka bakar, luka ganti luka, dan lebam ganti lebam”. (Kitab Taurat, al-Khuruj [Keluaran] 21:24-25)

Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah [5]:45 juga menyatakan pentingnya pembalasan secara setimpal dan terkontrol dan adil, BUKAN dengan cara balas dendam membabi buta sampai tujuh turunan.

Dan kami telah tetapkan atas mereka di dalam kitab Taurat itu, bahawa jiwa dibalas dengan jiwa, dan mata dibalas dengan mata, dan hidung dibalas dengan hidung, dan telinga dibalas dengan telinga, dan gigi dibalas dengan gigi, dan luka-luka hendaklah dibalas (seimbang). Tetapi sesiapa yang melepaskan hak membalasnya, maka menjadilah ia penebus dosa baginya; dan sesiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Balas setimpal dengan cara terkontrol dan berpikir panjang, bukan balas dendam membabi buta sampai tujuh turunan.

Namun memaafkan siapapun yang menyakiti kita adalah amat diharapkan.

Jadi yang diharapkan Allah adalah manusia padang pasir yang tandus yang cenderong bermusuhan itu sedikit demi sedikit akhirnya berdamai, islah dan saling berbuat baik, berkasih-sayang dan bersabar setiap saat dalam 12 bulan setiap tahun.

Jadi orang-orang padang pasir yang tandus itu seharusnya memaafkan siapapun yang memusuhi dan menyakiti mereka. Itulah tujuan akhir daripada tèrapi bulan suci di padang pasir yang tandus itu. Itulah cara Nabi Muhammad dan Qur’an melatih orang-orang padang pasir yang tandus yang cenderong saling bertikai untuk berbuat baik dan berkasih-sayang kepada semua makhluk dan menggencat kecenderongan untuk bertikai dan bermusuhan.

Disebutkan di QS.Asy-Shura [42]:40 yang bermakna,

Dan (jika kamu hendak membalas maka) balasan sesuatu kejahatan ialah kejahatan yang bersamaan dengannya; dalam pada itu sesiapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (dengan diberi balasan yang sebaik-baiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim.

Disebutkan di QS.Al-Nahl [16]:126-128 yang ertinya,

Dan jika kamu membalas kejahatan (pihak lawan), maka hendaklah kamu membalas dengan kejahatan yang sama seperti yang telah ditimpakan kepada kamu, dan jika kamu bersabar, (maka) sesungguhnya yang demikian itu adalah lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Dan bersabarlah (wahai Muhammad terhadap perbuatan dan telatah golongan yang ingkar itu); dan tiadalah berhasil kesabaranmu melainkan dengan (memohon pertolongan) Allah; dan janganlah engkau berdukacita terhadap kedegilan mereka, dan janganlah engkau bersempit dada disebabkan tipu daya yang mereka lakukan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa, dan orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.

Al-Quran tidak tertarik pada sikap SU’UDON paranoid. Al-Qur’an mengajarkan orang-orang padang pasir yang tandus untuk tidak kuatir dijajah dan dizalimi. Al-Qur’an mengajarkan orang-orang padang pasir yang tandus itu untuk senantiasa bersikap positive thinking.

Menurut Quran, yang penting, yang paling penting adalah kembangkan sikap KHUSNUDON.

  1. Berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, dan bersabar.
  2. Minta izin dari Allah untuk melakukan PEMBELAAN DIRI dalam menghadapi situasi DARURAT. QS.Al-Hajj [22]:39.

Pembelaan diri demi mencari keadilan itu sesungguhnya untuk hindari dendam kesumat. Bukan memulai menyerang, namun apabila diserang, pembelaan diri perlu dilakukan. Bukan dendam kesumat dan balas dendam secara membabi buta, pembelaan diri itu harus adil dan terkontrol “mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka bakar ganti luka bakar, luka ganti luka, dan lebam ganti lebam” Yang dibunuh satu pembalasannya juga harus membunuh satu juga. Itulah tèrapi mencari keadilan agar maaf boleh berlaku.

SABAR jika menghadapi orang kafir yang kurang ajar. QS.An-Nahl [16]:126

Dan jika kamu membalas kejahatan (pihak lawan), maka hendaklah kamu membalas dengan kejahatan yang sama seperti yang telah ditimpakan kepada kamu, dan jika kamu bersabar, (maka) sesungguhnya yang demikian itu adalah lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Apabila ada orang yang membunuh, cukup pembunuhnya sahaja yang kena dibunuh, bukan keturunan-keturunannya sampai tujuh turunan dan juga bukan sahabat-sahabatnya. Apabila ada pembunuhan, pembalasannya harus terkontrol dan adil. Dibunuh satu, pembalasannya harus satu juga. Dibunuh dua, pembalasannya harus dua juga.

Apabila melakukan pembelaan diri, pukul badannya, tapi jangan pada bagian tubuh yang mematikan.

Pembelaan diri dilakukan hanya dalam keadaan darurat saja dan selalu terkontrol emosinya.

QS.Al-Baqarah [2]:194

(Mencabuli) bulan yang dihormati itu ialah dengan (sebab membalas pencabulan dalam) bulan yang dihormati; dan tiap-tiap perkara yang dihormati itu (jika dicabuli), ada balasannya yang seimbang. Oleh itu sesiapa yang melakukan pencerobohan terhadap kamu maka balaslah pencerobohannya itu seimbang dengan pencerobohan yang dilakukannya kepada kamu; dan bertaqwalah kamu kepada Allah serta ketahuilah: Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.

Dan pembelaan diri itu juga boleh dilakukan terhadap siapa sahaja yang zalim, termasuk kepada sesama mu’min yang mezalimi dan menyakiti.

QS.Al-Hujurat [49]:9

Dan jika dua puak dari orang-orang yang beriman berperang, maka damaikanlah di antara keduanya; jika salah satunya berlaku zalim terhadap yang lain, maka lawanlah puak yang zalim itu sehingga ia kembali mematuhi perintah Allah; jika ia kembali patuh maka damaikanlah di antara keduanya dengan adil (menurut hukum Allah), serta berlaku adillah kamu (dalam segala perkara); sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil.

Apabila disakiti oleh orang yang tidak beriman kepada Allah, kita kena SABAR.

Apabila disakiti oleh orang yang beriman kepada Allah, kita kena ISLAH.

Minta izinlah kepada Allah sebelum melakukan pembelaan diri dalam keadaan darurat. Apabila diserang, pukul balik pada bahagian tubuh yang tidak mematikan. Pembelaan diri senantiasa dilakukan dengan cara terkontrol dan tidak membabi buta, bukan untuk melampiaskan dendam kesumat sampai tujuh turunan.

Ketika dizalimi, MEMAAFKAN adalah perbuatan yang amat mulia. Itulah harapan dan tujuan akhir daripada tèrapi bulan suci. Itulah tujuan akhir daripada tèrapi pembelaan diri yang adil dan terkontrol “mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka bakar ganti luka bakar, luka ganti luka, dan lebam ganti lebam”. MEMAAFKAN sesungguhnya adalah tujuan akhir daripada tèrapi syariah, tèrapi hudud. TÈRAPI SYARIAH atau HUDUD adalah untuk mencari keadilan sehingga memungkinkan adanya MAAF dan DAMAI dan KASIH.

QS.Al-Mumtahinah [60]:7

Semoga Allah akan mengadakan perasaan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi. Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa (atas tiap-tiap sesuatu), dan Allah Maha pengampun, lagi Maha Mengasihani.

Rasulullah dan al-Qur’an adalah bagaikan proses tèrapi demi terlaksananya KASIH SAYANG dan DAMAI seperti yang nyatakan oleh Sayidina Nabi Isa.

Kitab Injil Surah Matta [Matius] 5:21-26 …

21 ‘Kamu telah mendengar ajaran daripada nenek moyang kita: “Jangan membunuh. Sesiapa yang membunuh orang akan dihakimi.” 22 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: Sesiapa yang marah terhadap saudaranya akan dihakimi. Sesiapa yang mencaci saudaranya akan dibawa ke hadapan Majlis Agama. Dan sesiapa yang memanggil saudaranya “bodoh” akan dihumbankan ke dalam api neraka.

23 ‘Oleh itu, jika kamu sedang meletakkan persembahan kepada Allah di atas mazbah lalu teringat bahawa saudaramu bersanggit hati denganmu, 24 tinggalkanlah persembahanmu, berdamai dahulu dengan saudaramu, kemudian barulah buat persembahanmu.

25 ‘Berdamailah dengan orang yang hendak mendakwamu di mahkamah sewaktu kamu masih dalam perjalanan ke situ. Jika tidak, dia akan menyerahkanmu kepada hakim, kemudian hakim menyerahkanmu kepada pegawai berkenaan, yang akan memenjarakanmu. 26 Sudah pasti kamu akan meringkuk di dalam penjara hingga kamu menjelaskan semua bayaran.

Kitab Injil Surah Matta [Matius] 5:38-42 …

38 ‘Kamu telah mendengar ajaran begini: “Mata diganti dengan mata, gigi diganti dengan gigi.” 39 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: Janganlah membalas dendam terhadap orang yang berbuat jahat kepadamu. Malah jika seseorang menampar pipi kananmu, palinglah pipi kirimu juga terhadapnya. 40 Jika seseorang hendak mendakwamu untuk mendapatkan bajumu, berikanlah jubahmu juga. 41 Jika sesiapa memaksamu berjalan sebatu dengannya, pergilah dua batu bersamanya. 42 Jika seseorang meminta sesuatu daripadamu, berikanlah. Jika seseorang hendak meminjam sesuatu daripadamu, usahlah berpaling daripadanya.

Kitab Injil Surah Luqa [Lukas] 6:27-36 …

27 ‘Tetapi kepada kamu yang mendengar, Aku berkata demikian: Kasihilah seterumu, berbuat baik kepada orang yang membenci kamu; 28 berkatilah orang yang mengutuk kamu dan doakan orang yang menganiayai kamu. 29 Jika orang menampar sebelah pipimu, biarlah dia menampar sebelah lagi; jika ada orang mengambil jubah kamu, biarkan dia ambil bajumu juga. 30 Berilah setiap orang yang meminta sesuatu daripadamu dan jika sesiapa mengambil barangmu, jangan tuntut balik barang itu. 31 Berbuatlah kepada orang lain seperti yang kamu ingin mereka berbuat kepadamu.

32 ‘Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah kelebihanmu? Malah, orang berdosa pun mengasihi orang yang mengasihi mereka. 33 Dan jikalau kamu membalas baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apakah kelebihanmu? Orang berdosa pun berbuat begitu. 34 Jikalau kamu meminjami orang yang kamu harap akan memulangkannya, apakah kelebihanmu? Orang berdosa pun meminjami orang berdosa untuk mendapatkan kembali sama banyaknya. 35 Tetapi kamu hendaklah mengasihi seterumu; kamu hendaklah berbuat baik kepadanya dan kamu hendaklah meminjami orang dengan tidak mengharapkan apa-apa. Besarlah ganjaranmu kelak dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Maha Tinggi kerana Dia berbuat baik kepada orang yang tidak mengenang jasa dan kepada orang yang zalim. 36 Kamu hendaklah berbelas kasihan seperti Bapamu yang berbelas kasihan.

Kitab Injil Surah Rum [Rom] 12:17-21 (dan Kitabul Anbiya’ Amsal Sulaiman 25:21-22) …

17 Jangan balas kejahatan dengan kejahatan. Perhatikan apa yang baik di mata semua orang. 18 Setakat yang mungkin, jika dalam keupayaanmu, hiduplah dalam damai dengan semua manusia. 19 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah berusaha membalas dendam, serahkanlah kepada kemurkaan Allah, kerana telah tersurat: ‘Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan membalas,’ demikian firman Tuhan. 20 Oleh itu:

‘Jika musuhmu lapar, berilah dia makan;

jika dia dahaga, beri dia minum;

Kerana dengan berbuat demikian,

kamu menimbunkan bara api ke atas kepalanya.’

21 Jangan ditewaskan oleh kejahatan, tetapi tewaskanlah kejahatan dengan kebaikan.

Hidup aman-damai, hidup dalam keadaan yang BEBAS daripada permusuhan, BEBAS daripada perselisihan, BEBAS daripada pertikaian dan BEBAS daripada pertelingkahan. Tidak bermusuhan! Tidak berseteru. Namun DAMAI, ISLAH, SABAR, KASIH SAYANG setiap saat dalam 12 bulan setiap tahun.

Untuk DAMAI, ISLAH, SABAR, KASIH SAYANG setiap saat dalam 12 bulan setiap tahun. Sayidina Isa diturunkan ke dunia ini dari awal sampai akhirat untuk menyebabkan DAMAI, ISLAH, SABAR, KASIH SAYANG setiap saat dalam 12 bulan setiap tahun.

Itulah tujuan akhir dunia sampai akhirat daripada tèrapi bulan suci ini.

 


Artikel sebelum ini Blog Abdushomad Artikel selepas ini


Share:

administrator