بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Asma Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad صلى الله عليه وسلم, keluarga, para sahabat beliau dan semua orang yang taat pada ajaran beliau.
Ya Allah, bukakanlah atas kami Hikmah Engkau dan sebarkanlah atas kami Perbendaharaan RahmatMu ya Allah yang Maha Pemurah, tiada yang lebih pemurah daripada Engkau.
Tersebut dalam QS.Al-Furqan [25]:1 …
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
25|1| Maha berkat Tuhan yang menurunkan Al-Furqaan kepada hamba-Nya (Muhammad), untuk menjadi peringatan dan amaran bagi seluruh penduduk alam.
Sungguh bersyukur segala insan manusia di seluruh alam ini bahwasanya, oleh Allah, نَذِيرً pemberi peringatan telah dianugerahkan kepada kita. Semoga kita menjadi insan-insan yang saleh yang hidup berdasarkan reda-Nya bukan berdasarkan kepintaran dan kemampuan kita semata karena musuh terbesar kita adalah nafsu diri. Oleh Islam, insan manusia di seluruh alam ini diajak untuk hijrah agar tidak asyik pada pola pikir dan kebiasaan yang cenderung penuh dengan ketidak tahuan atau kejahilliyahan.
Oleh karena itu, berfirman Allah سبحانه وتعالى dalam QS.Al-Hajj [22]:78 …
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
22|78| Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya Dia lah yang memilih kamu; dan Ia tidak menjadikan kamu menanggung sesuatu keberatan dan susah payah dalam perkara ugama, ugama bapa kamu Ibrahim. Ia menamakan kamu: “orang-orang Islam” semenjak dahulu dan di dalam ini, supaya Rasulullah (Muhammad) menjadi saksi yang menerangkan kebenaran perbuatan kamu, dan supaya kamu pula layak menjadi orang-orang yang memberi keterangan kepada umat manusia. Oleh itu, dirikanlah sembahyang, dan berilah zakat, serta berpegang teguhlah kamu kepada Allah! Dia lah Pelindung kamu. Maka Dia lah sahaja sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Pemberi pertolongan.
Dari sejak dahulu kala sampai sekarang banyak sekali orang yang pintar namun yang bijak dan arif hampir tidak ada.
Orang pintar, pintarnya selalu memojokkan kita dan mempermalukan kita, namun orang yang bijak dan arif, ilmunya menjaga harga diri kita sebagai khalifah Allah di muka bumi ini dan tidak memberi kita keberatan dan susah payah dalam perkara ugama baik lahir maupun batin. Jadi kita harus bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى yang tidak menjadikan untuk kita dalam ugama suatu keberatan dan susah payah dalam perkara ugama. Bukankah ini adalah ni’mat dan rahmat daripada Allah سبحانه وتعالى bagi kita semua di seluruh alam ini.
Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam QS.Al-Anbiya’ [21]:107 …
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Yang ertinya,
Dan tiadalah Kami mengutuskan engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Jadi, oleh sebab Allah سبحانه وتعالى, di dalam ugama Islam tidak ada keberatan dan susah payah dalam perkara ugama baik secara lahir maupun bathin.
Dalam bukunya yang berjudul “Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang” halaman 223, Isma’il R. Al-Faruqi seorang sarjana Islam dari Jaffa, Palestina yang mati syahid pada tahun 1986 berkata:
Ibrahim, Musa, Dawud, ‘Isa adalah nabi-nabi Allah. Yang dibawa mereka – Taurat, Zabur, Injil – adalah wahyu daripada Allah. Mempercayai nabi-nabi ini, wahyu-wahyu yang mereka bawa, merupakan bagian tak terpisahkan dari iman Islam.
Mengingkarinya – apalagi membeza-bezakanya – bererti murtad. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-Ankabut [29]:46 …
وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
29|46| dan Tuhan kami, juga Tuhan kamu, adalah Satu; dan kepada-Nyalah, kami patuh dengan berserah diri.”
Orang sa’at lupa dan khilaf, kebiasaan serta pola-pikirnya cenderung penuh prasangka sampai-sampai merasa lebih tahu dari pada Yang Maha Tahu. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Al-Baqarah [2]:140 …
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى قُلْ ءَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
2|140| “Atau patutkah kamu mengatakan, bahawa Nabi Ibrahim, dan Nabi Ismail, dan Nabi Ishak, dan Nabi Yaakub beserta anak-anaknya, mereka semua adalah orang-orang Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah (wahai Muhammad): “Adakah kamu yang lebih mengetahui atau Allah? Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan keterangan yang telah diberikan Allah kepadanya?” Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan apa yang telah kamu lakukan.
Dalam hal ini kita harus berserah diri pada Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Tahu. Dalam hal ini, haram hukumnya kalau kita merasa lebih tahu daripada Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Tahu. Dalam hal ini berfirman Allah سبحانه وتعالى, dalam QS.Ali ‘Imran [3]:84 …
قُلْ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
3|84| Katakanlah (wahai Muhammad): “Kami beriman kepada Allah, dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi: Ibrahim, dan lsmail, dan Ishak, dan Yaakub, dan keturunannya, dan kepada apa yang telah diberikan kepada Nabi-nabi: Musa dan Isa, dan sekalian Nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeza-bezakan seseorang pun di antara mereka, dan kepada Allah jualah kami berserah diri.”
Lagi, mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam QS.An-Nisa’ [4]:163 …
إِنَّا اَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا اََوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَاََوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآَتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
4|163| Sungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu (wahai Muhammad), sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nabi Nuh, dan Nabi-nabi yang diutus kemudian daripadanya; dan Kami juga telah memberikan wahyu kepada Nabi Ibrahim, dan Nabi Ismail, dan Nabi Ishak, dan Nabi Yaakub, serta Nabi-nabi keturunannya, dan Nabi Isa, dan Nabi Ayub, dan Nabi Yunus, dan Nabi Harun, dan Nabi Sulaiman; dan juga Kami telah memberikan kepada Nabi Daud: Kitab Zabur.
Lagi untuk memberi peringatan kepada manusia yang adalah khafilah-Nya, Allah berfirman dalam QS.Ali Imran [3]:2-4 …
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ
3|2| Allah tiada yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Tetap Hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan sekalian makhluk-Nya.
3|3| Ia menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab Suci (Al-Quran) dengan mengandungi kebenaran, yang mengesahkan Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu daripadanya, dan Ia juga yang menurunkan Kitab-kitab Taurat dan Injil.
3|4| yang sebelumnya, menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan Ia juga yang menurunkan Al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah itu, bagi mereka azab seksa yang amat berat. Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi berhak membalas dengan azab seksa (kepada golongan yang bersalah).
Oleh karena itulah Sarjana dan Pemikir serta Pemimpin Islam Isma’il R. Al-Faruqi menulis dalam buku beliau “Atlas Budaya Islam: Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang bahawa penghormatan Islam kepada nabi-nabi Allah beserta wahyu-wahyu sebelum Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bukan sekedar cakap sahaja atau berpura-pura menyokong, namun merupakan kebenaran ukhrawi serta diniyah . Penghormatan Islam kepada nabi-nabi Allah beserta wahyu-wahyu Allah sebelum Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tersebut sifatnya bukanlah cakap sahaja dan bukanlah hanya sebatas toleransi budaya, kerukunan sosial-masyarakat dan peradaban namun bersifat ukhrawi serta diniyah.
Diriwayatkan dalam HR Muslim …
اَلْأ نْبِيَ ءُ إِخْوَةٌ لِعَـلاَّ تٍ أُمَّهَا تُهُمْ شَتَّى وَدِيْنهُمْ وَاحِدٌ
maksudnya,
“Para nabi adalah bersaudara dari satu bapa, sementara ibu mereka berlainan, ugama mereka satu.”
HR Muslim 7/96 1626.
Jadi selama ini dari manakah sumber lupa dan silap yang seringkali mendera kita umat Islam? Lupa dan silap tersebut tentu membawa pengaruh yang kurang sedap pada keadaan kita sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.
Jadi jika demikian halnya, Ya, Allah, lindungilah kami agar kami tidak terkena fitnah almasih Dajjal yang sekarang semakin mewabah.
Dalam Kitab Taisiru al-Aliyyul qadir li ikhtishari tafsir Ibnu Katsir yang diterbitkan di Riyadh oleh Muhammad Nasib Ar-Rifa’i disebutkan bahwa HR Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ada dua yang bernama Almasih yakni: Almasih ‘Isa dan almasih Dajjal.
Ketahuilah, almasih Dajjal pembawa kesesatan.
Almasih ‘Isa pembawa petunjuk.
Dalam bukunya yang judul aslinya,
“Alaamaat Al-Qiyaamah Al-Kubraa”
yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berjudul,
“Kemunculan Nabi Isa, Imam Mahdi & Dajjal”
ulama terkemuka Timur Tengah Syeikh Mutawalli Sya’rawi menyebutkan bahawa terbunuhnya Dajjal akan berada ditangan Almasih ‘Isa bin Maryam seperti yang telah banyak disebutkan dalam hadits-hadits shahih.
Dajjal mempunyai banyak pengikut sehingga menimbulkan berbagai fitnah yang lebih luas dan tidak akan ada yang dapat menyelamatkan diri dari Dajjal kecuali orang-orang yang beriman yang jumlahnya hanya sedikit saja.
Ketika fitnah tersebut mewabah, Nabi Isa Almasih bin Maryam a.s. akan turun dan Nabi Isa Almasih bin Maryam a.s akan dikelilingi hamba-hamba Allah SWT yang beriman lalu mereka bersama-sama menuju tempat Dajjal berada.
Dari Jabir bin Abdullah r.a., ia mengatakan,
“Almasih Dajjal akan muncul pada saat manusia meninggalkan agama mereka dan lari dari ilmu pengetahuan.”
Perawi kemudian menyebutkan hadits selanjutnya. Dalam riwayat ini disebutkan:
Kemudian Almasih ‘Isa a.s. turun dan berseru,
“Wahai manusia, apa yang menghalangi kalian untuk keluar menghadapi pendusta yang hina ini?” Kemudian orang-orang mengatakan, “Orang ini adalah lelaki dari bangsa jin.” Setelah itu mereka bergegas menghadapi almasih Dajjal. Sebelumnya, mereka bertemu dengan Almasih ‘Isa dan melakukan shalat berjama’ah dengannya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Majulah kamu, wahai Ruhullah!”
Almasih ‘Isa menjawab,
“Hendaknya pemimpin kalianlah yang memimpin shalat.”
Ketika telah selesai melakukan shalat Shubuh, mereka dan Almasih ‘Isa bersama-sama mencari almasih Dajjal. Lalu Almasih ‘Isa menghampiri almasih Dajjal dan membunuh almasih Dajjal. Allahuakbar. Masya’ Allah.
Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang beriman yang jumlahnya hanya sedikit yang bersama-sama Almasih yang daripada Allah dalam menghadapi almasih Dajjal musuh Islam. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang terkena fitnah almasih Dajjal yang menyebabkan kita mempertanyakan dan membenci Almasih ‘Isa yang asal-muasalnya daripada Allah SWT. Naudzu-billah!
Dalam beberapa riwayat dari hadits Shah disebutkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم sering meminta perlindungan kepada Allah سبحانه وتعالى dari fitnah almasih Dajjal dalam setiap sholat beliau. Beliau juga memerintahkan kepada umatnya untuk melakukan hal yang sama. Berseru Rasulullah dalam doa beliau setelah tahiyat ahkir sebelum salam …
ِاَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَاب جَهَنَّمَ وَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِــنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ َو مِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الْدَّجَا ِل
“Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabi jahannama wa min ‘adzaabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnati almasiihiddajjaal.”
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka Jahannam, dan dari fitnah kubur, dan dari fitnah di waktu hidup dan dari fitnah setelah kematian serta daripada almasih Dajjal.)
Al-Bukhori no. 832, dan Muslim 589/129.
Sesungguhnya Allah SWT Yang Maha Mengatur dan Yang Maha Kuasa Yang Melindungi kita para khalifah-Nya.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga hari kiamat.
Wallahu a’lam. Wassalam.
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |