Sifat Allah adalah pemurah dan penyayang. Maha pemurah, lagi Maha penyayang.
Kitab Al Qur’an Surah An-Nas [114] ayat 1 menyebutkan bahawa …
Allah adalah Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia.
Oleh karena Allah bersifat pemurah dan penyayang, apa yang ada di langit dan di bumi dengan ikhlas bersujud kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam Kitab Al Qur’an Surah Al-Hajj [22] ayat 18,
matahari, bulan, bintang, gunung-ganang, pohon-pohon, binatang-binatang yang melata bersujud kepada Allah.
Bukan hanya manusia yang diperintah Allah untuk masuk ke dalam bahtera Nabi Nuh a.s. namun binatang-binatang, masing-masing sepasang (jantan dan betina), pun juga disayangi oleh Sang Maha Pemurah dan Penyayang. Dan tidak ada orang yang beriman yang turut bersama-sama bahtera Nabi Nuh a.s.tersebut melainkan sedikit sahaja. QS Hud [11] ayat 40.
Surah Al-Fatihah menyebutkan bahawa Allah adalah Tuhan semesta alam. Ramai orang pelik memikirkan bagaimana perkara itu boleh berlaku!
Sejak sebelum Nabi Adam a.s. dan keturunan beliau diadakan, ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada mereka sebagai khalifah daripada Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah padahal kami sentiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”
Khalifah خليفة secara harfiyah bermakna “pengganti” atau “wakil.” Manusia digelar sebagai khalifah Allah. Tengok, malaikat pun pelik memikirkan bagaimana perkara itu boleh berlaku!
Dalam perjalanannya, karena nafsu binatang dan nafsu syaitan dan fitnah Dajjal, nafsu-nafsi; raja di mata, sultan di hati, karena sebab kejinya fitnah nafsu-nafsi itulah, sebagaian besar manusia menjadi gagal dan tidak berjaya secara terus-menerus dalam bersifat pemurah dan penyayang kepada sebarang orang serta makhluk tanpa pandang bulu kapan sahaja dan di mana sahaja. Manusia memang bersifat pemurah dan penyayang namun sayang manusia memandang bulu. Tingkah laku gera geri yang ganjil-ganjil daripada putera-puteri kita muncul di keluarga dan akhirnya di khalayak ramai. Namun walau sudah pasti bahwa manusia tidak layak menjadi khalifah atau wakil Allah di bumi ini, selepas Allah SWT mendatangkan azab kepada sebagaian besar manusia yang tidak amanah sebagai khalifah-khalifah daripada Sang Maha Pemurah dan Penyayang, ketetapan Allah bahwa manusia dijadikan sebagai khalifah-khalifah daripada Sang Maha Pemurah dan Penyayang masih terus berlaku dari zaman ke zaman.
QS Al-A’raf [7] ayat 69 …
أَوَعَجِبْتُمْ أَن جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ ۚ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِن بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah sesudah lenyapnya kaum Nabi Nuh. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
Sebagaimana firman Allah dalam Kitab Al Qur’an Surah Al Hujurat [49] ayat 13,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu daripada seorang lelaki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenali lita’aarafuu.”
Manusia tidak memiliki pilihan kecuali bersujud dan berserah kapada Yang Maha Pemurah dan Penyayang yang telah menghormati sebarang manusia dengan cara menjadikan sebarang manusia sebagai wakil daripada Sang Pemurah dan Penyayang. Jadi, apabila manusia tidak kaya hati dan tidak kaya pahala, manusia sedang melawan fitrah yang daripada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kekhalifahan daripada Allah tersebut kena dibuktikan dengan perbuatan-perbuatan.
Seperti ketika Siti Hajar merasa sakit akan melahirkan bayinya yang bernama Isma’il dalam perjalanan hijrah di padang pasir yang luas, malaikat Allah menyeru Siti Maryam saat merasa sakit akan melahirkan bayinya yang bernama ‘Isa ketika dalam perjalanan hijrah di padang pasir yang luas,
“Laa tahzan!“
“Jangan kamu bersedih hati!”
Bagi sebarang orang untuk menjadi pemurah, kaya pahala, dan kaya hati semua itu sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Pemurah. Saat kita sedang menjadi pemurah, itulah cara Allah agar sebarang makhlukNya mendapatkan nikmat kemurahanNya. Menjadi pemurah ini semua daripada Sang Pemurah.
Wallahu ‘alam bishshawab.
Berbagai dalil dan dasar matematika juga diperoleh dari terjemahan yang berasal dari India. Selain itu…
Bismillah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ikhwah fillah. Saudaraku yang dirahmati Allah! Insya Allah aku akan mulai…
Pengertian Sholat Secara Etimologi Terminologi Standar masyarakat Islam Asia Tenggara ini adalah an-edukated yang kurang…
Terimalah rahmat dan kasih karunia Allah s.w.t. Hiduplah dalam rahmat dan kasih karunia-Nya. Berjalanlah dalam…
Sebab utama manusia jatuh ke dalam dosa ialah pikiran perasaan kehendak yang berpusat pada kalbu…
Polisi Privasi Ya-Rahman Media ... laman web dan semua app ... Laman web ... https://ya-rahman.org…