Telah disebutkan di dalam Kitab Al-Qur’anul Karim, Surah Al Baqarah [2]:62 …
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasora (Kristian), dan orang-orang Saabien sesiapa di antara mereka itu beriman kepada Allah dan (beriman kepada) hari akhirat serta beramal soleh, maka bagi mereka pahala balasannya di sisi Tuhan mereka, dan tidak ada kebimbangan kepada mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita.
Disebutkan di dalam Kitab Al-Qur’anul Karim, Surah Ali Imran [3]:113 …
Ahli-ahli Kitab itu tidaklah sama. Di antaranya ada golongan yang istiqamah. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada waktu malam, semasa mereka sujud (mengerjakan sembahyang).
Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, boleh ditarik kesimpulan bahwa sejak zaman dahulu dari abad ke abad sudah terbukti ada kebiasaan-kebiasaan diniyah yang bersifat samawi yakni bersumber dari iman hanif Nabi Ibrahim a.s. Kebiasaan-kebiasaan diniyah yang bersifat samawi tersebut antara lain adalah هَادُوْ Haaduu dan النَّصَرَى Nashara (Kristian), dan اَلْاِسْلاَمُ Al-Islam.
Di dalam kitab Al-Jami’ Liahkamil Qur’an disebutkan bahwa lafad وَالَّذِيْنَ هَادُوْا tafsirannya adalah insan-insan Yahudi, dan insan-insan Yahudi tersebut dinasabkan kepada Yahuda bin Nabi Ya’kub a.s. Disebut Yahudi karena mereka adalah keturunan dari Yahuda bin Nabi Ya’qub a.s. Juga ada pendapat sebagian ulama’ mengatakan kenapa mereka dinamakan insan Yahudi karena pertobatan mereka kepada Allah Azza wa Jalla atas penyembahannya kepada anak sapi.
Lafad وَالنَّصَرَى, Ibnu Abbas dan Qotadah berkata mengapa mereka dinamakan Nashara karena diturunkannya Nabi ‘Isa a.s. di desa Nasiroh kemudian desa tersebut dinisbatkan kepada Nabi ‘Isa a.s. dengan sebutan ‘Isa Annasiriy.
Dan alim ulama’ menyatakan bahwa sesungguhnya insan-insan saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan saleh yang bernafaskan Nashara tidak lain adalah orang-orang yang haqul yaqil dan mengamalkan apa yang termaktub di dalam Keluarga Kitab-Kitab Allah, yaitu Taurat, Zabur, Injil dan terjemahannya.
Pengungkapan kesalehan-kesalehan yang bernafaskan samawi yaitu kesalehan yang bersumber dari iman hanif Nabi Ibrahim a.s. tersebut antara lain adalahهَادُوْ Haaduu dan النَّصَرَى Nashara, danاَلْاِسْلاَمُ Al-Islam.
Kesalehan dan kebiasaan-kebiasaan yang mulia yang bersumber dan berakar dari iman hanif Nabi Ibrahim a.s. tersebut memiliki mata rantai yang saling berkaitan dalam hal keyakinan tauhid yakni tentang tidak adanya ilah selain Allah dan tidak ada yang lebih utama selain Allah dan saling berkaitan dalam hal Kitab-Kitab yang diturunkan Allah.
Tersebut dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Ali Imran [3]:2-4 …
3|2| Allah tiada ilah melainkan Dia, Yang Tetap Hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan sekalian makhlukNya.
3|3| Ia menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab Suci (Al-Quran) dengan mengandungi kebenaran, yang mengesahkan isi Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu daripadanya, dan Ia juga yang menurunkan Kitab-kitab Taurat dan Injil.
3|4| Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an tersebut menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan Ia juga yang menurunkan Al-Furqaan (yang membezakan antara yang benar dengan yang salah). Sesungguhnya orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah itu, bagi mereka azab seksa yang amat berat. Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi berhak membalas dengan azab seksa.
Tersebut dalam Kitab Suci Al-Qur’anul Karim Surah Al Baqarah [2]:4-5 …
2|4| Dan juga orang-orang yang beriman kepada Kitab “Al-Quran” yang diturunkan kepadamu (Wahai Muhammad), dan Kitab-kitab yang diturunkan dahulu daripadamu, serta mereka yakin akan (adanya) hari akhirat (dengan sepenuhnya).
2|5| Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk daripada Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang berjaya.
Sungguh Allah penuh dengah Hikmah. Dan Hikmah-Nya diberikan sebagai nikmat kepada barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengutamakan Allah yakni mentauhidkan Allah.
Semoga semua orang menjadikan Kitab-Kitab Allah sebagai petunjuk.
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |