اَلْوَلِى
Teman yang melindungi serta mengaturkan semua kepentingan.
Tidak lama setelah meninggalnya Nabi Muhammad di tahun 632, al-Islam mulai menyakini bahawa bersemedi adalah sungguh mustahak untuk merasakan kehakikian. Bersemedi dalam dunia Islam seringkali disebut tasawuf atau sufi.
Dalam dunia Islam, apabila orang nak bersemedi, dia wajib masuk pondok pesantren tasawuf dan salafi, bukan pondok pesantren moden. Kalau orang sudah mencari ilmu tasawuf di pondok pesantren tasawuf atau salafi, bukan pondok pesantren moden, dalam waktu yang lama, maka orang itu pantas disebut sebagai wali Allah (teman Allah). Ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh al-Quran di Surah Yunus [10]:62 …
Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali [teman-teman] Allah, tidak ada kebimbangan terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita.
Orang Islam yang meyakini pentingnya bersemedi atau ber-tasawuf apabila sudah tamat dalam ilmu hati atau tasawuf disebut Wali [Teman].
Di dalam dunia Kristian Barat, orang macam itu disebut Santo atau orang keramat dalam masyarakat religius Kristian. Bahasa asli Taurat Zabur Injil tidak ada kata yang sama persis seperti nama ilahi ini. Namun mengenai perihal konsep menjadi wali [teman] atau menjadi santo atau menjadi orang keramat dalam masyarakat dan menjadi pelindung perasaan dan marwah orang-orang di suatu masyarakat jelas amat dekat sekali dengan kisah-kisah di dalam Kitab Taurat, Zabur dan Injil.
Sayidina Isa mengadakan pertemuan dengan orang-orang dekatnya pada tengah malam, bahkan walau ketika itu di luar sana, ada orang sedang merancang pengkhianatan terhadap beliau dan merancang penangkapan beliau.
Jadi Sayidina Isa pun memiliki sahabat-sahabat atau orang-orang dekat. Dengan orang-orang dekatnya itulah, Sayidina Isa berbagi rasa prihatinnya. Yahya sahabat terdekatnya kemudian menulis semua percakapan Sayidina Isa dengan sahabat-sahabat Sayidina Isa itu. Yahya masih ingat semua yang dikatakan oleh Sayidina Isa bahkan ketika salah satu sahabat beliau yang bernama Yahuda Qaryuti (Yudas Iskariot) sedang mengkhianati Sayidina Isa demi memperoleh wang perak 30 keping. (Termaktub di terjemahan Kitab Injil Surah Matta [Matius] 26:14-15.)
Seolah-olah Sayidina Isa sudah merasa bahawa beliau sedang dikhianati oleh salah satu sahabat beliau sendiri. Segala keprihatinan yang dirasa Sayidina Isa itu diungkapkan oleh beliau kepada sahabat-sahabat beliau sahaja, bukan diungkapkan kepada semua orang.
Sayidina Isa berbagi rasa secara terbuka hanya kepada orang-orang yang masih terus dekat dengan beliau. Kepada orang-orang masih terus dekat dengan beliau itu, Sayidina Isa menasihati mereka untuk selalu saling menghormati dan saling menyayangi bahkan saling mahu berkorban demi untuk menghormati dan menyayangi sesama hawariyun. Dalam Bahasa Yunani, Yahya, penulis Suhuf Injil, menggunakan kata,
yang ertinya,
‘kasih-sayang yang paling dalam dan mahu berkorban tanpa syarat.’
Sayidina Isa menasihati para hawariyun, iaitu, orang-orang dekatnya untuk saling menunjukkan kasih-sayang yang paling dalam, iaitu,
yang bermaksud, kasih-sayang yang paling dalam dan penuh pengorbanan wajib saling dilaksanakan dan saling dibuktikan di antara sesama para hawariyun, orang-orang dekatnya Sayidina Isa itu. Inilah nasihat Sayidina Isa kepada para orang-orang dekatnya itu.
yang bermaksud,
Inilah perintah-Ku: Kasihilah sesama sendiri, seperti Aku mengasihimu. Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang mengorbankan nyawanya untuk temannya.
(Termaktub di Kitab Injil Surah Yahya 15:12-13.)
Ketika harus mengungkapkan dalam tulisan mengenai apa yang dimaksud oleh Sayidina Isa tentang teman atau orang dekat, Yahya al-Hawari memakai kata Bahasa Yunani,
yang ertinya,
teman secara basa-basi dan iseng-iseng belaka.
Jadi maksud daripada ajaran Sayidina Isa itu,
“Bagi orang-orang yang takzim kepada Sayidina Isa, kasih-sayang yang paling dalam dan penuh pengorbanan wajib diberikan walau kepada teman basa-basi dan iseng-iseng belaka.”
Kita wajib beri,
meskipun kita cuma menerima,
‘Kasih-sayang yang paling dalam dan mahu berkorban tanpa syarat’ wajib diberikan kepada siapapun meski orang itu kasihnya kepada kita basa-basi dan iseng-iseng belaka.
Termaktub dalam Kitab Majmu’ Syarif dalam doa Kanzul Arasy:
- Allah menyebut Ibrahim khaliilullah, kekasih Allah.
- Allah menyebut Musa kaliimullah, orang yang diajak bicara secara empat mata oleh Allah.
Secara detail, dalam Kitab Taurat dan Kitab al-Anbiya’ dan Kitab Injil, Ibrahim dan Musa, oleh Allah, disebut sebagai,
teman daripada Allah.
Amalan-amalan iman yang dilakukan Ibrahim tidak terlalu banyak dan tidak terlalu menyolok, namun walaupun begitu, Allah menganggap Ibrahim sebagai teman Allah, bukan sekedar jongos atau hamba daripada Allah.
Untuk diingat, ringkasan perjalanan kehidupan Musa dapat dibaca di Kitab Taurat Surah al-Khuruj [Keluaran] 33:11, di situ disebutkan Tuhan Allah berbicara bertatap muka /face to face/ dengan Musa dan Tuhan Allah menganggap Musa sebagai teman Allah atau,
Namun walaupun begitu, Allah tetap amat penuh dengan,
iaitu penuh dengan kasih-sayang yang paling dalam dan penuh pengorbanan kepada Musa.
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dengan bersemuka, sebagaimana seseorang bercakap dengan temannya.
(Termaktub di Terjemahan Bahasa Melayu Kitab Taurat Surah al-Khuruj [Keluaran] 33:11.)
Nabi Sulaiman memberi nasihat kepada kita …
الصَّاحِبُ يُبَيِّنُ مَحَبَّتَهُ فِي كُلِّ الظُّرُوفِ, وَالأَخُ يُولَدُ لِيُشَارِكَ فِي الْمَتَاعِبِ.
yang bermaksud,
Teman sentiasa saling mengasihi, dan sanak keluarga saling menanggung kesusahan.
(Termaktub di Kitabullah al-Anbiya’ Amsal Sulaiman 17:17.)
Teman dapat dipilih pada mulanya. Pada mulanya hanya teman biasa, lama-lama dalam perjalanan waktu yang penuh dengan ujian ini, teman menjadi seperti adik-beradik. Sedangkan hubungan ikatan darah selalu bergantung pada ketetapan takdir dan tidak dapat dipilih, mahu tidak mahu kena terima sahaja. Itulah ikatan darah.
Namun, teman jelas tidak ada hubungan darah, namun lama-lama dalam perjalanan waktu yang penuh dengan ujian ini, teman dapat menjadi seperti adik-beradik seolah-olah memiliki hubungan darah dengan kita. Pertemanan selalu teruji dalam proses perjalanan waktu yang penuh dengan ujian.
Hubungan darah adalah ketetapan takdir. Teman adalah pilihan. Teman bermula dari pilihan kita. Tentu, teman perlu proses. Hubungan darah adik-beradik adalah ketetapan takdir dan tak perlu proses lagi.
Sayidina Isa pun tahu itu. Jadi, mula-mula, Sayidina Isa pun juga memilih orang-orang untuk dijadikan teman-temannya.
Pada mulanya, oleh teman-teman pilihan Sayidina Isa itu, Sayidina Isa dianggap sebagai pemimpin mereka. Dan mereka rela menjadi anak buah daripada Sayidina Isa. Begitu pada mulanya, hubungan mereka. Namun lama-lama melalui proses dan perjalanan waktu yang penuh ujian, Sayidina Isa menjadi tahu mana yang terbukti sungguh-sungguh tulus pertemanannya dan mana yang tidak tulus. Sayidina Isa menganggap teman-temannya yang tulus untuk selalu bersama Sayidina Isa dan bahkan menganggap mereka bukan lagi sebagai anak buah, namun sebagai keluarga dekatnya Sayidina Isa walau mereka tidak memiliki pertalian darah dengan Sayidina Isa. Sebelum meninggal dunia, Sayidina Isa bahkan menitipkan ibunya kepada teman yang sudah menjadi seperti adik-beradik itu, seperti keluarga walaupun tidak ada pertalian darah.
Sayidina Isa lebih memilih proses pertemanan yang teruji oleh perjalanan waktu yang pasti penuh dengan ujian, untuk mengetahui mana yang tulus dan mana yang tidak tulus.
Oleh kerana itulah, Kitab Taurat, Zabur dan Injil mengingatkan bahawa memang ada teman yang tidak tulus dan tidak setia dan tidak ikhlas. Sayidina Isa pun pernah mendapati salah satu teman beliau ternyata menjadi tidak tulus dan tidak setia dan tidak iklas dan bahkan mengkhianati Sayidina Isa dengan berpura-pura memberikan kecupan ciuman kepada Sayidina Isa. Teman yang tidak setia itu bernama Yahuda Qaryuti atau Yudas Iskariot. (Termaktub di Terjaman Injil Melayu Surah Marqusa 14:44.)
Nabi Ayub juga pernah mengeluh bahawa ternyata teman-temannya tidak tulus kepada beliau. Nabi Ayub dengan menangis berkata,
“Sahabat karibku jijik melihat aku, mereka yang sangat aku kasihi meninggalkan aku.”
(Termaktub di Suhuf Ayub 19:19.)
Nabiullah Mikha bahkan mengingatkan dengan amat keras akan bahayanya teman yang tidak tulus,
“Jangan percaya kepada jiran atau sahabat kamu. Berhati-hati apabila bercakap, bahkan kepada isteri kamu.”
(Termaktub di Suhuf Mikha 7:5.)
Raja Dangdut Haji Rhoma Irama dari Indonesia menyanyikan lagu yang syairnya:
Mencari teman memang mudah
‘Pabila untuk teman suka;
Mencari teman tidak mudah
‘Pabila untuk teman duka.
Banyak teman di meja makan
Teman waktu kita jaya;
Tetapi di pintu penjara
Di sana teman tiada.
Mencari teman memang mudah
‘Pabila untuk teman suka;
Mencari teman tidak mudah
‘Pabila untuk teman duka.
Bila teman untuk dunia
Itu hanya sementara;
Tapi teman dunia-akhirat
Itu barulah sahabat.
Itulah teman dalam taqwa
Satu irama selamanya;
Itulah teman yang setia
Dari dunia sampai surga.
Bulus al-Hawari bahkan menulis dengan tangannya sendiri Suhuf 1 Kurintus 16:22 yang bermaksud (pada pokoknya) semacam …
Orang yang bersikap sombong sampai tidak mahu menjadi teman pada Sayidina Isa, orang sombong yang tidak mahu mengikuti Sayidina Isa itu sungguh. oleh Allah, akan direndahkan derajadnya, serendah-rendahnya.
(Termaktub di Lukas 14:11.)
Kitab al-Quran Surah Ali Imran [3]:55 bahkan menyebutkan:
3|55| إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Wahai Isa! Sesungguhnya Aku akan mematikanmu, dan akan mengangkatmu ke sisi-Ku, dan akan membersihkanmu dari orang-orang kafir, dan juga akan menjadikan orang-orang yang mengikutmu mengatasi orang-orang kafir, hingga ke hari kiamat. Kemudian kepada Akulah tempat kembalinya kamu, lalu Aku menghukum tentang apa yang kamu perselisihkan.”
Sayidina Isa adalah al-Masih yang daripada Allah.
Allah sungguh amat membela al-Masih-Nya untuk membinasakan al-Masih Dajjal yang bermata satu. Setelah dibunuh oleh Allah dijadikan qurban, Sayidina Isa al-Masih sekarang ini sudah dalam keadaan terangkat kembali kepada Allah Karim. Al-Masih Isa bermata lengkap dan putera dara Maryam.
Marilah kita memutuskan untuk menjadi teman daripada Sayidina Isa. Menjadi teman selalu mulai dengan pilihan kita sendiri. Menjadi teman atau tidak?
Apabila kita memilih menjadi teman pada Sayidina Isa, semoga kita menjadi teman yang tulus, setia dan ikhlas pada al-Masih Isa yang daripada Allah agar kita ditinggikan oleh Allah.
Munajad:
Semoga hamba boleh menjadi teman yang tulus dan ikhlas pada Sayidina Isa agar hamba dapat membawa kabar yang melegakan ini kepada barangsiapa yang kesepian hanya kerana tidak mahu menjadi teman pada al-Masih-Nya Allah.
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |