Sebagaimana telah kita ketahui, Kitab Suci Al Qur’anul Karim dengan jelas mengakui adanya Kitab-Kitab Allah yang dianut oleh insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Nashara atau Kristian.
Sudah tidak boleh disangkal lagi, Kitab Allah Al Qur’anul Karim sangat menghargai Kitab-Kitab Allah yang diwahyukan Allah dan yang ada pada insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Nashara tersebut.
Tapi, walau ada ayat-ayat Kitab Allah Al Qur’anul Karim yang begitu menghargai Kitab-Kitab Allah sebelum Kitab Suci Al Qur’anul Karim tersebut, pandangan yang dipegang oleh insan-insan Muslim secara luas di Zaman Modern ini justeru lebih cenderung menyatakan bahawa Kitab-Kitab Allah sebelum Kitab Suci Al Qur’anul Karim yang sekarang ada di insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Kristian tersebut sudah “diubah-ubah.”
Di Zaman Moden seperti sekarang ini, pandangan tersebut sedikit banyak telah diterima menjadi pandangan yang baku dalam akidah keyakinan insan-insan Muslim di Zaman Moden. Pandangan khalayak ramai di Zaman Moden yang telah dibakukan tersebut berbunyi:
Kitab-kitab Allah yang ada di insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan yang ada di insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Kristian, baik dari sudut pandang agamis, keyakinan atau fiqih, sudah tidak boleh lagi diterima sebagai Kalimat Allah atau sudah tidak boleh lagi diterima sebagai Wahyu Ilahi.
Begitulah pandangan orang-orang Muslim pada umumnya di Zaman Moden ini.
Tapi anehnya, dahulu kala di Zaman Keemasan Islam, para cendikiawan-cendikiawan Muslim yang saleh dan pemikir-pemikir Muslim yang saleh di Zaman Keemasan Islam, pandangan mereka mengenai hal itu justru lebih memberi pandangan ilmu yang luas dibanding pandangan yang dipegang oleh insan-insan Muslim pada umumnya di Zaman Modern sekarang ini. Pandangan yang dipegang oleh insan-insan Muslim pada umumnya di Zaman Modern sekarang ini menyatakan bahawa:
(1) Yang dimaksud Kitab-Kitab Allah yang diakui oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim dan dihargai oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim itu adalah Kitab-Kitab Allah yang diwahyukan ke Nabi Musa a.s. dan Nabi ‘Isa a.s., bukan yang ada pada insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Nashara.
(2) Beberapa bagian dari Kitab-Kitab Allah yang diakui Kitab Allah Al Qur’anul Karim dan dihargai oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim tersebut sudah “diubah-ubah” oleh orang-orang tertentu dan susah untuk mengetahui bagian yang mana yang sudah “diubah-ubah” orang tersebut.
(3) Kitab-Kitab Allah sebelum Kitab Suci Al Qur’anul Karim yang oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim disebut At Taurat, Az Zabur dan Al Injil itu sebenarnya sudah hilang semuanya tidak berbekas dan tidak ada salinannya yang sahih sama sekali.
Pandangan-pandangan Era Zaman Modern inilah yang dipegang oleh khalayak ramai insan-insan Muslim yang memegang pembakuan-pembakuan di masyarakat Muslim yang diwariskan turun-temurun sejak mulainya Era Zaman Modern, yakni, setelah Zaman Keemasan Islam. Pembakuan-pembakuan tersebut tidak mencerminkan apa yang berlaku di Zaman Keemasan Islam di Tahun 500-an sampai 1400-an pada zaman dahulu.
Tapi walaupun begitu pembakuan-pembakuan pandangan khalayak ramai insan-insan Muslim di Zaman Modern ini, rupanya insan-insan Muslim yang saleh di Era Zaman Modern sekarang ini pada umumnya tetap meyakini bahawa Ahli Kitab yaitu insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Kristian tersebut harus tetap dihormati karena Ahli Kitab, yaitu insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan saleh yang bernafaskan Kristian tersebut sebenarnya adalah merupakan bukti peninggalan yang nyata dan sungguh-sungguh tentang adanya bentuk kebiasaan kesalehan turun temurun sejak zaman para nabi terdahulu. Bentuk kebiasaan kesalehan tersebut memang sungguh-sungguh dan bukan dibuat-buat, walau ada tuduhan bahwa Kitab Suci yang dibaca Ahli Kitab, yaitu insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Yahudi dan insan-insan mukmin yang saleh yang bernafaskan Nashara tersebut, sudah diubah-ubah.
Tapi, melalui penyelidikan demi penyelidikan, pengamatan membuktikan bahwa para cendikiawan-cendikiawan Muslim dan pemikir-pemikir Muslim yang saleh pada Zaman Keemasan Islam pada zaman dahulu sungguh sangat arif dan bijaksana, teliti dan berhati-hati sekali dalam membahas “desas-desus diubah-ubahnya” Kitab-Kitab Allah yakni Kitab At Taurat, Az Zabur dan Kitab Al Injil yang diakui Kitab Allah Al Qur’anul Karim dan dihargai oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim itu. Mereka bersikap teliti dan berhati-hati tersebut karena mereka takut berselisih dengan Kitab Allah Al Qur’anul Karim. Tidak seperti yang diharapkan khalayak ramai insan-insan Muslim, para cendikiawan-cendikiawan Muslim yang saleh dan pemikir-pemikir Muslim yang saleh pada Zaman Keemasan Islam pada zaman dahulu itu tidak terburu-buru dengan langsung mengatakan bahawa Kitab-Kitab Allah yakni At Taurat, Az Zabur dan Al Injil yang diakui oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim dan dihargai oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim itu sudah diubah-ubah dan diselewengkan oleh orang. Para cendikiawan-cendikiawan Muslim dan pemikir-pemikir Muslim yang saleh tersebut hidup pada Zaman Keemasan Islam pada Tahun 500-an sampai 1400-an zaman dahulu. Sungguh arif dan bijaksana sikap mereka mengenai Kitab At Taurat, Az Zabur dan Al Injil.
Pandangan-pandangan para cendikiawan-cendikiawan Muslim dan pemikir-pemikir Muslim yang saleh pada pada Zaman Keemasan Islam pada zaman dahulu tersebut mengenai “desas-desus diubah-ubahnya” Kitab-Kitab Allah yakni Kitab At Taurat, Az Zabur dan Kitab Al Injil yang diakui Kitab Allah Al Qur’anul Karim dan dihargai oleh Kitab Allah Al Qur’anul Karim tersebut sungguh memberikan pengaruh yang baik yang tidak kecil.
Para cendikiawan-cendikiawan Muslim dan pemikir-pemikir Muslim pada Zaman Keemasan Islam pada zaman dahulu tersebut antara lain adalah ahli tafsir Qur’an yang hebat antara lain:
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |
Berbagai dalil dan dasar matematika juga diperoleh dari terjemahan yang berasal dari India. Selain itu…
Bismillah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ikhwah fillah. Saudaraku yang dirahmati Allah! Insya Allah aku akan mulai…
Pengertian Sholat Secara Etimologi Terminologi Standar masyarakat Islam Asia Tenggara ini adalah an-edukated yang kurang…
Terimalah rahmat dan kasih karunia Allah s.w.t. Hiduplah dalam rahmat dan kasih karunia-Nya. Berjalanlah dalam…
Sebab utama manusia jatuh ke dalam dosa ialah pikiran perasaan kehendak yang berpusat pada kalbu…
Polisi Privasi Ya-Rahman Media ... laman web dan semua app ... Laman web ... https://ya-rahman.org…