Cerita anak yang hilang (Kitab Suci Injil Lukas 15:11) yang menyiratkan makna bahawa semua turunan bani Adam yang menghuni atmosfir bumi ini sama seperti anak yang hilang tadi dan di negeri asing. Anak itu hilang dan menjauh begitu jauhnya daripada ayahnya dan rumahnya. Demikian pula dengan turunan bani Adam, mereka telah keluar jauh dari Tuhannya dan rumah tempat tinggal semula mereka yakni Firdaus.
Tidak disangka, tempat di mana bani Adam berhuru-hara dan bersenang-senang di dalamnya ternyata hanya kesenangan sesaat sahaja. Hanya seperti bunga yang mekar dipagi hari dan saat sore hari redup dan layu. Demikianlah perumpamaan kenikmatan dunia itu, hanya sesaat sahaja dan menipu.
Sangat ironi, perlahan namun pasti. Kesenangan dan huru-hara tadi berubah menjadi tragedi. Kemiskinan, musibah, virus dan sakit penyakit silih berganti menerpa. Kekhuatiran, ketakutan pun menyelimuti suasana dan perasaan. Ada yang ingin mati sahaja kerana putus asa. Ada yang ingin lari dan menjauhi tapi tidak berdaya. Kiranya penderitaan itu sebagai pesan anugerah bahwa kita tak perlu takut dan terus menerus mengeluh dan berkeluh kesah atas derita dan musibah yang terus mengancam. Melainkan agar kita bersegera ingat bahwa kita masih punya Tuhan.
Bukankah tempat Tuhan itu juga adalah rumah tempat asal bani Adam? Bukankah tempat Tuhan itu banyak berkat yang berlimpah? Bukankah berkat Tuhan yang banyak itu juga adalah milik bani Adam? Bukankah tempat itu di mana sebaik-baik tempat untuk kembali merenung? Dalam renunganmu tentang apa yang akan kamu makan? Apa yang akan kamu minum? Dan apa yang akan kamu pakai? Atau aku mungkin akan mati!
Ingatlah Tuhanmu. Berkat Tuhanmu tidak pernah kekurangan. Makanan, minum dan pakaian, di rumah Tuhanmu banyak dan berlimpah. Bukankah Tuhan itu menyapa bani Adam sebagai karib-Nya? Bukankah Tuhan itu pengasih dan penyang? Bukankah Tuhan itu selalu menunjukan rahmat kasih setia dan sayang kepada bani Adam? Bukankah Tuhan tidak pernah tertidur dan terlelap kerana terus menerus mengurus mahluk-Nya? Bahkan Tuhan selalu menanti-nantikan umat bani Adam di rumah kediaman-Nya!
Jika anak yang hilang tadi berkata: Di rumah bapakku ada banyak makanan, aku akan kembali meskipun harus menjadi budak di rumah bapakku sendiri kerana aku telah berbuat salah. Faktanya, ayahnya sudah lama menantikan kembalinya anak kecintaanya itu. Disambut dengan pesta yang meriah, dipakaikan pakaian yang indah, dihidangkan makanan yang lezat. Luar biasa!
Jika manusia berdosa tahu berbuat baik dan tahu memberi yang baik untuk anaknya, bukankah Tuhan itu jauh melebihi kebaikan manusia? Sebaiknya kita sadar dan berkata seperti anak itu, “Bukankah di rumah Tuhanku banyak berkat?” Aku akan kembali kapada Tuhanku dan memohan ampun atas dosa yang telah aku lakukan.
Percayalah, Tuhan pasti mengampunimu, sebab Dia Maha Pengasih dam Maha Pengampun. Bahawasanya Dialah Tuhan seru alam. Diapun dapat menyambut, memberi pakaian yang indah, membuat pesta kebahagiaan, untuk kaum bani Adam yang ingat dan kembali kepada Tuhan penciptanya.
DARIPADA GIAT MENGINGAT PANDEMIC DAN BAHAYA KEHIDUPAN YANG TIDAK MENENTU,
LEBIH BAIK CERMAT BERTEKUN DALAM IMAN DAN KEMBALI BERHARAP KEPADA ALLAH SAHAJA.
Ustaz M. Faridz Al-Salmani
Artikel sebelum ini | Blog Ustaz Faridz | Artikel selepas ini |
Berbagai dalil dan dasar matematika juga diperoleh dari terjemahan yang berasal dari India. Selain itu…
Bismillah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ikhwah fillah. Saudaraku yang dirahmati Allah! Insya Allah aku akan mulai…
Pengertian Sholat Secara Etimologi Terminologi Standar masyarakat Islam Asia Tenggara ini adalah an-edukated yang kurang…
Terimalah rahmat dan kasih karunia Allah s.w.t. Hiduplah dalam rahmat dan kasih karunia-Nya. Berjalanlah dalam…
Sebab utama manusia jatuh ke dalam dosa ialah pikiran perasaan kehendak yang berpusat pada kalbu…
Polisi Privasi Ya-Rahman Media ... laman web dan semua app ... Laman web ... https://ya-rahman.org…