Di Malaysia, kaedah pelaksanaan hukuman mati adalah menerusi teknik gantung. Kesalahan membunuh dengan niat, mengedar dadah melebihi jumlah yang ditetapkan dan kesalahan bersabit pemilikan senjata api adalah di antara perbuatan yang boleh membawa kepada hukuman gantung sampai mati.
Di Indonesia, kaedah pelaksanaan hukuman mati adalah menerusi teknik tembak mati. Kesalahan membunuh dengan niat, mengedar dadah melebihi jumlah yang ditetapkan dan kesalahan bersabit pemilikan senjata api adalah di antara perbuatan yang boleh membawa kepada hukuman tembak mati.
Kaum berkhatan semacam keturunan-keturunan Nabi Yaakub yang disebut Bani Isra’il menerusi teknik rajam sampai mati.
Di Kerajaan Bangsa yang tidak berkhatan yakni Kerajaan Rom, kaedah pelaksanaan hukuman mati adalah menerusi teknik salib. Kesalahan yang sangat sangat besar boleh membawa kepada hukuman salib sampai mati.
Begitu bengisnya askar-askar Kerajaan Rom yang tidak berkhatan itu dalam melaksanakan hukuman mati teknik salib tersebut sangat terkenal di seluruh dunia. Jadi salib itu bukanlah sesuatu yang indah, tapi teknik hukuman mati yang sangat sangat mengerikan dan sangat menakutkan dan memalukan.
Di bawah ini adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan bagaimana askar-askar Rom melaksanakan hukuman mati salib sampai mati.
Kaisar-kaisar Kerajaan Rom menghukum mati siapa saja yang memberontak dan membahayakan kekuasaan Kaisar Kerajaan Rom.
Pada zaman Nabi Isa عليه السلام, bangsa Rom menzalimi kaum Nabi Isa yaitu keturunan-keturunan Nabi Isra’il عليه السلام.
Isra’il adalah nama yang diberikan Allah untuk Nabi Yaaqub. Disebutkan di Catatan Kaki nomer 32 pada karya M. Quraish Shihab: Al Qur’an dan Maknanya: bahwa Nabi Yaaqub alaihissalam, oleh Allah, digelari Isra’il. Keturunan-keturunan Nabi Yaaqub seringkali disebut Bani Isra’il karena Isra’il adalah nama alias yang langsung diberi Allah kepada Nabi Yaaqub yang artinya ”bergumul untuk mendapat pahala dari Allah.
Jadi keturunan Nabi Ya’qub disebut Bani Isra’il. Jadi setiap orang yang berjuang untuk mendapat pahala dari Allah bukan dari manusia, secara ilmu, bisa disebut isra’il. Orang-orang isra’il berkhatan.
Askar-askar Romawi yang tidak berkhatan banyak menghukum mati orang-orang berkhatan yang memberontak dan membahayakan kekuasaan Kaisar Rom di daerah penjajahan mereka di Yerusalem dan sekitarnya yaitu Syria, Yordan, Lebanon. Ketika itu Yerusalem (Al Quds Masjidil Aqsa) adalah kiblat orang-orang berkhatan yang beriman dan tunduk kepada Allah sahaja dan tidak mahu tunduk kepada Kaisar Kerajaan Rom yang tidak berkhatan. Oleh kerana itulah banyak sekali orang-orang berkhatan yang dihukum mati disalib sampai mati oleh orang-orang Rom yang tidak bekhatan. Kaisar Rom yang tidak berkhatan tersebut juga mengangkat orang berkhatan untuk menjadi pemerintah boneka Kerajaan Rom untuk mengatur kaum berkhatan yakni Bani Isra’il. Orang-orang Bani Isra’il yang diangkat Kaisar Rom untuk menjadi pemimpin boneka yang mendukung kekuasaan Kaisar Rom tersebut misalnya bernama Sultan Herod.
Sultan Herod adalah orang berkhatan yang pro Kaisar yang tidak berkhatan. Sultan Herod bahkan mengangkat orang-orang untuk menjadi imam-imam yang lebih memuliakan Kaisar daripada memuliakan Allah. Sultan Herod dan komrad-komradnya atau teman-temannya bahkan menghancurkan Bait Allah sebagai pusat tauhid yang telah dibina oleh mendiang Allahyarham Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Harun dan digantikan dengan “Bait Allah” pengganti yang dibina oleh Kaisar Rom dan komrad-komrad politiknya. Yahya bin Zakharia bin Harun yang seharusnya menjadi imam pemimpin kayakinan Tauhid hanya kepada Allah sahaja diusir dari Tanah Suci Yerusalem dan harus berhijrah ke padang pasir Yordan di sekitar sungai Yordan. Untuk menggantikan Yahya bin Zakharia bin Harun, Sultan Herod dengan izin Kaisar Rom mengangkat Qayafas untuk menjadi imam di “Bait Allah” palsu yang dibina oleh Sultan Herod dan Kaisar Rom yang tidak berkhatan tersebut. Sultan Herod akhirnya menghukum mati Nabi Yahya. Sultan Herod memenggal kepala Nabi Yahya alaihisalam.
Tindakan makar dan membunuh rasul-rasul Allah tersebut diceritakan balik oleh QS Al Ma’idah [5]:70 …
5|70| لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلًا ۖ كُلَّمَا جَاءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ
5|70| Demi sesungguhnya! Kami telah mengambil perjanjian setia dari Bani Israil dan Kami telah utuskan rasul-rasul kepada mereka. (Tetapi) tiap-tiap kali datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak disukai oleh hawa nafsu mereka, mereka dustakan sebahagian dari rasul-rasul itu, dan mereka bunuh yang sebahagian lagi.
Politik Kekaisaran Rom yang tidak berkhatan yang membuat pemerintahan boneka dengan cara mengangkat seorang berkhatan untuk dijadikan Sultan yang bernama Herod untuk memperkuat kekuasaan Kerajaan Rom di antara Bani Isra’il adalah bentuk Zionisme di Zaman Nabi Isa. Bahkan Nabi Isa pun disalib sampai mati oleh Kaisar Rom Pontius Pilatus dan Sultan Herod dan imam-imam tauhid palsu yang dipimpin oleh Imam Qayafas yang tidak lain adalah imam boneka yang lebih tunduk kepada Kaisar Rom yang disembah orang-orang tidak berkhatan daripada kepada Allah yang disembah orang-orang yang berkhatan.
Mengapa semua derita ini berlaku? Allahu ‘alam, hanya Allah lah yang maha tahu. Jadi benarlah yang dikatakan oleh Al Qur’an bahawa Nabi Yaaqub dan keturunan-keturunan beliau seperti Nabi Yusuf, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Isa dan para Hawariyyun penyokong-penyokong setia Nabi Isa عليه السلام adalah Bani Isra’il yang asli dan yang sesungguhnya dan sesungguhnya mereka bukan orang orang Zionis yaitu Bani Isra’il yang palsu yang lebih mencari hadiah-hadiah daripada Kaisar Rom daripada mencari pahala daripada Allah. Sesungguhnya Isra’il adalah nama yang diberikan Allah kepada Nabi Ya’qub. Isra’il bererti berjuang dengan keras untuk mencari pahala dan barokah daripada Allah.
Ketahuilah, Bani Isra’il yang asli tidak mungkin menerapkan hukuman mati dengan teknik salib. Kalau Bani Isra’il yang asli tidak mungkin menerapkan hukuman mati dengan teknik penggal kepala. Bani Isra’il yang asli menerapkan hukuman mati dengan kaedah pelaksanaan hukuman mati seperti yang termaktub dalam Kitab Allah Taurat yakni dengan teknik rajam sampai mati. Al Qur’an boleh membezakan mana Bani Isra’il yang asli dan mana Bani Isra’il yang palsu. Al Qur’an sangat tahu perbuatan perbuatan makar para Zionis yakni Bani Isra’il yang palsu tersebut. Al Qur’an menyatakan hanya kelihatannya orang-orang Zionis tersebut berjaya membunuh para Nabi dan membunuh atau mengakhiri ilmu-ilmu tauhid utusan-utusan Allah. Al Qur’an menyatakan Allah lah Yang Maha Kuasa, bukan Kaisar Rom dan sultan-sultan bonekanya.
Yang dilaporkan Al Qur’an adalah kebenaran yang subversive yang merongrong Bani Isra’il yang palsu yang penuh dengan nafsu haiwan manusia. Al Qur’an menyatakan kebenaran yang subversive yang merobohkan kesombongan Bani Isra’il yang palsu. Al Qur’an sungguh bersikap sangat membela Bani Isra’il yang asli. Jadi Al Qur’an tidak disukai oleh orang-orang Bani Isra’il yang palsu yang penuh dengan hawa nafsu tersebut. Al Qur’an lebih mendukung Bani Isra’il yang asli dan sesungguhnya yaitu Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Yahya, Nabi Isa dan Para Hawariyyun dengan Nabi Muhammad sebagai pengunci atau materai yang menutup untuk menjaga kemurnian tauhid yang ditegakkan oleh Bani Isra’il yang asli tersebut yang menuntut manusia untuk berjuang mencari pahala daripada Allah bukan mencari hadiah-hadiah dan pujian-pujian Kaisar.
Dengan penuh iman kepada Allah yang tidak kelihatan, Al Qur’an menyatakan hanya kelihatannya sahaja orang orang Zionis tersebut berjaya menghancurkan Bait Allah yang asli, berjaya mengusir orang-orang Bani Isra’il yang asli dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali kerana mereka berkata, “Tuhan kami hanyalah Allah.” Dan sekirannya Allah tidak menolak sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, tentulah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, Romah-Romah ibadah orang Yahudi dan tempat-tempat bersujud kepada Allah, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolongNya. “Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” Lihat QS Al Hajj [22]:40 …
22|40|الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Hanya kelihatanya sahaja mereka terusir, namun mereka disambut oleh Allah. Itulah cara pandang orang-orang yang beriman kepada Allah yang tidak kelihatan mata kepala tapi kelihatan oleh mata hati. Hanya kelihatannya sahaja tersalib, namun sebenarnya diangkat oleh Allah.
Orang-orang Bani Isra’il yang palsu dan kafir tersebut melihat dengan mata kepala. Orang-orang Bani Isra’il yang sesungguhnya yang beriman kepada Allah yang tidak kelihatan melihat dengan mata hati.
Hal ini nampak jelas dalam Kitab Al Qur’an Surah Ali ‘Imran [3] ayat 13 mengenai Hikmah di balik Perang Badar.
3|13| قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُم مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَن يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّأُولِي الْأَبْصَارِ
qad kaana lakum aayatun fii fi’atainiltaqataa fi’atun tuqaatiluu fii sabiilillahi wa ukhra
kaafiratuyyaraunahummitslaihim ra’yal’aini wallohu yu’ayyidu binashrihi mayyasyaa’u inna
fii dzalika la’ibratalliuulil abshoori
“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan yang berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir, melihat dengan mata kepala mereka orang-orang Muslimin dua kali ganda jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya sesiapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”
Disebutkan Nabi Isa عليه السلام bahawa apabila benih hanya di atas meja sahaja, dianya tetap akan satu benih sahaja, akan tetapi apabila dianya dikuburkan ke dalam tanah, dianya menjadi kehidupan yang akan bahkan akan bermanfaat memberi kehidupan.
Disebutkan di dalam Terjemah Kitab Allah Injil Syarif Hawariyyun Marqusa [Markus] 4:31-32 …
31 إِنَّهَا مِثْلُ حَبَّةِ الْخَرْدَلِ، الَّتِي عِنْدَمَا نَزْرَعُهَا فِي الأَرْضِ، مَعَ أَنَّهَا أَصْغَرُ كُلِّ الْبُذُورِ الَّتِي فِي الأَرْضِ،
32 لَكِنْ بَعْدَ مَا نَزْرَعُهَا، تَنْمُو وَتَكْبُرُ أَكْثَرَ مِنْ كُلِّ نَبَاتٍ آخَرَ، وَتَمُدُّ فُرُوعًا كَبِيرَةً حَتَّى إِنَّ طُيُورَ السَّمَاءِ تُعَشِّشُ فِي ظِلِّهَا.”
Keadaannya seperti biji sesawi al khardal yang ditabur di tanah, iaitu benih kecil terkecil di dunia. Tetapi apabila ditabur di tanah, benih itu tumbuh dan menjadi tumbuhan yang terbesar. Dahannya begitu rimbun sehingga burung membuat sarang di bawah keteduhannya.
Tersebut di Terjemah Kitab Allah Injil Syarif Hawariyyun Matta [Matius] 10:39 …
39 مَنْ أَرَادَ أَنْ يَحْفَظَ حَيَاتَهُ، يَفْقِدُهَا. أَمَّا مَنْ فَقَدَ حَيَاتَهُ فِي سَبِيلِي، فَإِنَّهُ يَجِدُهَا.
Sesiapa yang mempertahankan hidupnya akan kehilangan hidupnya, dan sesiapa yang kehilangan hidupnya kerana menjadi pengikutku di jalan Allah akan mendapat hidup kekal.
11 هَذَا كَلامٌ حَقٌّ: إِنْ مُتْنَا مَعَهُ نَحْيَا مَعَهُ.
Kata-kata ini benar: Jika kita mati bersamanya, kita juga akan hidup bersamanya.
Sesuai dengan Kitab-Kitab Allah sebelumnya, Kitab Al Qur’an Al-Baqarah [2] ayat 154 menyatakan:
2|154| وَلَا تَقُولُوا لِمَن يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ
2|154| Dan janganlah kamu mengatakan (bahawa) sesiapa yang terbunuh di jalan Allah itu mati; bahkan sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak dapat menyedarinya.
Apabila ada orang mati, disebutkan Kitab Al Qur’an Surah Al-Baqarah [2] ayat 156 …
2|156| الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
2|156| (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.”
Kita disarankan untuk tidak mengatakan bahwa orang tersebut mati, namun katakanlah إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) yang ertinya “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.”
Walaupun mata kepala kita melihat orang tersebut mati, mata hati kita harus tidak mengatakan orang itu mati, namun mata hati kita harus langsung berkata,
“Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.” (Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.)
Jadi mata hati الْأَبْصَارِ adalah perasaan atau pandangan atau pemikiran yang 100% dibimbing dan dikendalikan oleh Allah. Dengan paradigma atau cara pandang orang-orang yang berserah diri bulat-bulat kepada Tuhan Allah seperti yang tersebut diatas, maka akan sungguh jelas apa yang disebutkan di QS An-Nisaa’ [4]:157 …
4|157| وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
4|157| Dan orang-orang Yahudi tersebut mengatakan: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa Ibni Maryam, Rasul Allah.” Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi ditampakkan begitu bagi mereka. Dan Sesungguhnya orang-orang yang telah berselisih faham, mengenai Nabi Isa, sebenarnya mereka berada dalam keadaan syak (ragu-ragu) mengenainya. Tiada sesuatu pengetahuan pun bagi mereka mengenainya selain daripada mengikut sangkaan semata-mata; dan mereka tidak yakin telah membunuhnya.
Di balik semua ini adalah Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, ketika Nabi Isa baru sahaja dilahirkan, beliau sudah tahu akan nasib hidupnya yang sudah ditetapkan Allah yakni menjadi qurban atau kaffarah atau badal di jalan Allah. Tersebut di QS Maryam [19]:33. Ketika masih baru saja dilahirkan, Isa sudah berkata,
19|33| وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
“Dan segala keselamatan serta kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku diperanakkan dan pada hari aku mati, serta pada hari aku dibangkitkan hidup semula.”
Al Qur’an memerintahkan manusia untuk mengingat kembali kisah Nabi Isa dan perjuangan beliah di bumi ini.
3|55| إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
3|55| (Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Wahai Isa! Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu, dan akan mengangkatmu ke sisiKu, dan akan membersihkanmu dari orang-orang kafir, dan juga akan menjadikan orang-orang yang mengikutmu mengatasi orang-orang kafir, hingga ke hari kiamat. Kemudian kepada Akulah tempat kembalinya kamu, lalu Aku memberi keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.”
Bagaikan sebuah biji yang harus dikubur ke dalam tanah untuk menjadi manfaat dan memberi kehidupan kepada banyak orang, gugurnya Nabi Isa di kayu salib menjadi kaffarah ibadah badal pengganti insan-insan manusia yang susah menghadapi siksa kerana lupa, khilaf dan dosa-dosa manusia. Gugurnya Nabi Isa adalah persembahan qurban kaffarah agar umat yang penuh dengan dosa dan malu ini bisa mendapat kemulian dan kesempatan untuk bersilaturahmi yang baik kembali dengan Allah yang maha suci dan maha pemurah dan penyayang dan juga maha adil.
Darah Nabi Isa qurban badal yang bermanfaat menghapus hukuman mati yang paling mengerikan yang seharusnya dijatuhkan kepada insan-insan manusia yang penuh dengan lupa dan dosa ini.
Jadi benarlah apa yang dinyatakan di dalam Hadis Rasulullah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya:
ٌاَ لأَ نْبِيَءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَا تُهُمْ شَتَّ وَدِيْنهُمْ وَحِد
ُوَإِنِّي أَوْلَى النَّاسِ بِعِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ لِأ نَـــــَّـهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ بَيْنِيْ وَبَيْنَه
ِوَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْ هُ فَا عْرِفُوْهُ: رَجُلٌ مَرْبُوْعٌ إِلَى
الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ عَلَيْهِ ثَوْبَانِ مُمَصِّرَان
كَأَنَّ رَأْسُهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يَصِبْهُ بَلَلٌ
َفَيَدُقُّ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ وَ يَضَعُ الْجِزْيَة
وَيَدْ عُو النَّاسَ إ لَى اْ لإ سْلَامِ وَ يُهْلِكُ الله
فِي زَمَانِهِ الْـمِلَلَ كُلَّهَا إِلَّا الِإسْلَام
َوَيُهْلِكَ اللهُ فِي زَمَانِهِ الْـمَسِيحَ الدَّجَّال
ڽُمَّ تَقَعُ اْلأ مْنَةُ عَلَى اْلأ رْضِ حَتَّى
تَرْتَعَ اْلأ سْوُدُ مَعَ اْلإ بِلِ وَالنِّمَارُ مَعَ الْبَقَر
ِوَالذِّئَابُ مَعَ الْغَنَمِ وَيَلْعَبُ الصِّبْيَانُ بِالْحَيَّت
لاَ تَضُّرُهُمْ فَيَمْكُڽُ أَرْبَعِيْن سَنَةً ڽُمَّ يُتَوَ فِّى
وَيُصَلِّيْ عَلَيْهِ ا لـمُسْلمُوْنَ
Yang maksudnya,
“Para nabi itu bersaudara dari satu bapak dan ibu mereka berlainan, namun keadaannya satu, yakni semua berserah diri kepada Tuhan Allah.
Sesungguhnya saya adalah orang yang paling dekat kepada Isa bin Maryam, kerana tiada nabi antara aku dan dia. Sesungguhnya dia akan turun.
Jika kamu melihatnya, maka kenalilah dia. Dia seorang yang sedang tingginya, berkulit kemerah-merahan, mengenakan dua lapis pakaian yang berwarna dua, dan kepalanya meneteskan air walaupun kepalanya itu tidak basah. Dia akan meniadakan siksa hukuman mati salib yang mengerikan, membunuh babi (menyediakan makanan yang halal sahaja), menghapuskan pajak dan mengajak manusia kepada keadaan islam (keadaan yang berserah diri bulat-bulat kepada Tuhan Allah).
Pada zaman Isa, Allah membinasakan Almasih Dajjal. Kemudian terciptalah rukun damai di muka bumi sehingga ular besar dan unta hidup bersama dengan rukun, demikian pula singa dan lembu hidup rukun damai, serigala dan domba hidup rukun damai, dan anak-anak dapat bermain-main dengan ular sebab ular tak lagi membahayakan anak-anak.
Isa tinggal selama 40 tahun, kemudian wafat dan kaum muslim menshalatkannya” (Hadis Riwayat Ahmad).
Sungguh hidup barangsiapa yang wafat di jalan Allah. Masya’ Allah.
Sungguh kuat dan gagah dan manfa’at dan barakah orang yang berserah diri bulat-bulat kepada segala ketetapan-ketetapan Tuhan Allah.
Dan juga Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
َوَ لَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَيُوْ شِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلا فِيَكْسِرُ الصَّلِيْبَ وَيَقْتُلُ اْلخِنْزِيرَ و يَضَعُ اْلجِزْيَةَ وَ يَفِيْضُ الْـمَا لُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ وَحَتَّ تَكُوْنَ السَّجْدَةُ خَيْرً الَهُ مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا
Demi yang jiwaku dalam kekuasaannya, sesungguhnya telah dekat waktunya Isa ibnu Maryam turun kepadamu sebagai hakim yang adil. Dia akan meniadakan salib, membunuh babi (menyediakan makanan yang halal sahaja), menghapuskan pajak, dan harta kekayaan melimpah ruah hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya dan hingga satu kali sujud lebih baik baginya daripada dunia dan isinya. (Hadis Riwayat Bukhari.)
ْ كَيْفَ بِكُمْ إِذَا نَزَلَ فِيْكُمُ الْـمَسِيْحُ بْنُ مَرْيَمَ وَ إِمَا مُكُمْ مِنْكُم
Bagaimanakah keadaanmu apabila Almasih ibnu Maryam turun kepadamu dan imam kalian dari kalangan kalian? (Hadis Riwayat Bukhari.)
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |
Berbagai dalil dan dasar matematika juga diperoleh dari terjemahan yang berasal dari India. Selain itu…
Bismillah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ikhwah fillah. Saudaraku yang dirahmati Allah! Insya Allah aku akan mulai…
Pengertian Sholat Secara Etimologi Terminologi Standar masyarakat Islam Asia Tenggara ini adalah an-edukated yang kurang…
Terimalah rahmat dan kasih karunia Allah s.w.t. Hiduplah dalam rahmat dan kasih karunia-Nya. Berjalanlah dalam…
Sebab utama manusia jatuh ke dalam dosa ialah pikiran perasaan kehendak yang berpusat pada kalbu…
Polisi Privasi Ya-Rahman Media ... laman web dan semua app ... Laman web ... https://ya-rahman.org…