Ikan putih terenang-renang,
Anak sepat dari muara;
Sungguh sedih bila dikenang,
Sahabat setia buat angkara.
Yusuf sungguh sedih dan teraniaya dan hancur hatinya. Yusuf diremehkan dan dizalimi oleh saudara-saudaranya sendiri. Oleh saudara-saudaranya, Yusuf dijual ke saudagar kaya raya yang masih keturunan Atuk Isma’il. Sama-sama orang bersunat. Sama-sama orang kita. Tapi, oleh saudagar kaya raya tersebut, Yusuf dibawa ke daerah Kerajaan Raja Fir’aun, pusat tamadun peradaban orang-orang yang tak bersunat. Jadi, Yusuf dijual dijadikan budaknya orang-orang yang tidak bersunat tersebut.
Justru, oleh karena kejadian tersebut, dengan tiada ayal dan tiada tawar-menawar lagi, Yusuf tidak ada pilihan lagi kecuali membutuhkan Tuhan Allah. Butuhnya Yusuf kepada Tuhan Allah bagaikan butuhnya orang yang sangat kehausan butuh air kosong. Yusuf tidak ada pilihan lagi kecuali bertaqwa kepada Tuhan Allah. Yusuf sungguh orang yang takut kepada Tuhan Allah.
Walaupun Yusuf dijadikan budak orang-orang tidak bersunat di Kerajaan Raja Fir’aun, Yusuf sungguh-sungguh mengabdi kepada setiap orang tidak bersunat di Kerajaan Raja Fir’aun. Oleh Tuhan Allah, Yusuf diberi rahmat dan barokah yang penuh manfaat bagi orang orang yang tidak bersunat di Kerajaan Raja Fir’aun. Yusuf sungguh penuh manfaat sampai-sampai pembesar di Kerajaan Raja Fir’aun sungguh sangat gembira dan berbesar hati memperoleh budak macam Yusuf yang sungguh takut dan tunduk kepada tuhan yang bernama Allah yang disembah oleh Yusuf tersebut. Jadi, Yusuf sungguh disukai oleh Pembesar di Kerajaan Raja Fir’aun tersebut.
Begitulah ceritanya, Yusuf dibeli oleh Pembesar Kerajaan Raja Fir’aun tersebut dijadikan budaknya. Pembesar Kerajaan Raja Fir’aun tersebut bernama Fuutiifaar. Di pejabat istana Tuan Fuutiifaar tersebut, Yusuf mengabdi dengan sungguh-sungguh mengabdi kepada tuannya yang bernama Tuan Fuutiifaar tersebut. Menjadi budak Fuutiifaar tersebut, Yusuf mengabdi dengan akhlak yang baik dan jujur dan Yusuf selalu menjaga nama tuannya jangan sampai rosak dan hilang maruahnya. Lama-lama akhirnya, oleh Tuan Fuutiifaar, Yusuf diangkat derajadnya dipercaya menjadi Setiausaha Peribadi Tuan Fuutiifaar. Oleh Tuan Fuutiifaar tersebut, Yusuf diberi wewenang yang sangat tinggi dalam segala hal di rumah peribadinya. Semua milik Tuannya dipercayakan kepada Yusuf. Namun, walau dipercaya sebesar itu, Yusuf tetap takut kepada Tuhan Allah. Yusuf tetap membutuhkan Tuhan Allah. Yusuf tetap pasrah kepada Tuhan Allah. Yusuf sungguh- mengabdi kepada majikannya dengan sungguh-sungguh mengabdi dengan akhlak yang baik dan jujur dan selalu menjaga nama majikannya dan selalu menjaga jangan sampai rosak dan hilang maruah majikannya tersebut.
Dikisahkan, Yusuf itu segak dan tampan paras mukanya dan sungguh menyenangkan hati perilakunya. Belum lama Yusuf mengabdi di rumah peribadi Tuan Fuutiifaar, isteri majikan Yusuf jatuh cinta kepada Yusuf dan mengghairahi Yusuf dan mengajak Yusuf khalwat di biliknya. Yusuf takut kepada Tuhan Allah oleh karena itulah Yusuf tak nak, tak mahu zinah. Dengan sopan Yusuf berkata kepada wanita genit isteri majikannya tersebut,
“Oleh suami, semua milik suamimu dipercayakan kepadaku, kecuali engkau sahaja, aku tidak diperkenankan. Oleh suamimu, semua milik suamimu dihalalkan bagiku, kecuali engkau sahaja yang diharamkan bagiku!” Begitu kata Yusuf.
Tapi perempuan genit itu semakin menjadi-jadi ghairahnya kepada Yusuf dan memaksa dan menarik Yusuf untuk masuk ke dalam biliknya untuk berkhalwat dengannya. Yusuf langsung lari tunggang langgang menjauhi wanita genit tersebut. Tapi wanita yang dikuasai ghairah tersebut menarik kain jubahnya Yusuf, sehingga kain jubahnya Yusuf terlepas dari Yusuf dan berada di tangan wanita genit tersebut. Istri majikannya Yusuf tersebut menjadi waswas dan takut suaminya mendengar keghairahanya kepada Yusuf. Istri majijkannya Yusuf tersebut kemudian memfitnah Yusuf dengan berteriak-teriak minta tolong, menuduh Yusuf tadi berusaha memperkosanya dan kemudian Yusuf lari tunggang langgang keluar.
Istri majikan Yusuf tersebut menunjukkan kain jubahnya Yusuf yang tertinggal saat Yusuf lari tunggang langgang. Istri majikan Yusuf tersebut berteriak-teriak,
“Pengungsi dari negeri jauh tersebut berusaha memperkosaku, namun aku tidak mahu dan aku lawan dia sehingga dia lari tunggang langgang, namun aku tarik kain jubahnya, namun pengungsi dari negeri jauh tersebut lari tunggang langgang keluar.”
Mendapat aduan istrinya seperti itu, majikan Yusuf tersebut langsung memerintah askar-askarnya untuk menangkap Yusuf dan memasukkan Yusuf dalam penjara. Akhirnya Yusuf ditangkap askar-askar tersebut dan dimasukkan kedalam penjara.
Sungguh mengenes dan merana hidupnya Yusuf, terkurung dalam penjara kerana fitnah yang besar terhadapnya.
Taman Sari Kitab-Kitab Allah, dipetik dari terjemah Kitab Allah At-Taurat, Surah At-Takwin (Kejadian) 39.
Diceritakan, oleh askar-askarnya Raja Fir’aun, Yusuf akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara di Kerajaannya Raja Fir’aun. Di dalam penjara, Yusuf dicampurkan dengan orang-orang hukuman yang tidak bersunat. Namanya saja orang-orang dari puak yang tidak bersunat, mereka tidak menyebut asma Allah, karna tuhan yang mereka sembah bukan Allah. Di dalam penjara yang penuh dengan orang-orang yang tidak bersunat tersebut, hanya Yusuf yang menyebut asma Allah karna Yusuf berasal dari kaum yang bersunat. Walau Yusuf dimasukkan ke dalam penjara kerana sebab difitnah, Yusuf tetap menyebut asma Allah. Yusuf tetap menyembah Allah dan bersyukur kepada Allah.
Diceritakan, Tuhan Allah memberi rahmad dan barokah dan kekuatan lahir dan batin kepada Yusuf yang mendekam di penjara tersebut. Hanya kerana sebab Tuhan Allah sahaja, kehidupan Yusuf di penjara selalu penuh dengan kesejukan dan manfaat bagi semua orang yang ada di dalam penjara. Sampai akhirnya, Yusuf dipercaya oleh ketua penjara untuk menjadi pelayan besar orang-orang hukuman di dalam penjara. Di dalam penjara tersebut, Yusuf dipercaya untuk menjadi pelayan besar yang melayan dua orang hukuman yang dahulu adalah orang penting di istana Raja Fir’aun. Yang satu dahulu adalah pelayan minuman Raja Fir’aun. Yang satunya dahulu adalah juru masak Raja Fir’aun. Dua orang penting istana tersebut dimasukkan ke dalam penjara oleh Raja Fir’aun kerana kedua orang penting tersebut sudah tidak berkenan di hati Raja Fir’aun. Sudah lama kedua orang penting istana tersebut mendekam di dalam penjara.
Diceritakan, pada suatu malam, di dalam penjara tersebut, dua orang rantai tersebut bermimpi. Mimpinya hampir sama. Kerana itulah kedua orang rantai tersebut tidak boleh tidur nyenyak. Mereka waswas akan apa makna mimpi mereka tersebut. Esok paginya, Yusuf menghampiri mereka yang terlihat layu dan sedih.
Yusuf kemudian bertanya pada mereka,
“Mengapa kalian berdua terlihat sedih?”
Kedua orang rantai tersebut menjawab,
“Kemarin malam kami bermimpi. Di penjara ini tidak ada orang yang boleh tahu apa arti mimpi kami tersebut.”
Lalu Yusuf berkata kepada kedua orang rantai yang bermimpi tersebut,
ِلَااِلَهَ اِلَّا اللهُ سُبْحَنَ الْعَلِيْمِ الْحَكِيْم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal `aliimil hakiim
Tiada ilah melainkan Allah, Maha Suci Allah Yang Amat Mengetahui dan Yang Maha Bijaksana.
“Hanya Tuhan Allah sahaja yang maha tahu. Aku hanyalah hamba Allah. Ceritakanlah mimpi kalian kepadaku,”
berkata Yusuf kepada kedua orang rantai tersebut. Kedua orang rantai tersebut lantas menceritakan mimpi mereka kepada Yusuf kerana mereka ingin tahu arti dari mimpi mereka tersebut.
Orang rantai yang dahulu adalah pelayan minuman Raja Fir’aun tersebut menceritakan mimpinya kepada Yusuf,
“Tadi malam saya dapat mimpi. Di dalam mimpi tersebut, saya merasa melihat tanaman anggur yang bercabang tiga. Daunnya masih sangat muda tapi sudah berbunga dan berbuah lebat dan sudah masak masak semua buahnya. Ketika itu, rasanya, saya sedang membawa gelasnya Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun. Lalu saya petiklah buah-buah anggur yang banyak dan sudah masak tersebut, kemudian saya peras buah anggur tersebut dan air perasan buah anggur tersebut, saya masukkan ke gelas dan saya suguhkan kepada Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun.”
Yusuf kemudian berkata,
“Tiada ilah melainkan Allah, Maha Suci Allah Yang Amat Mengetahui dan Yang Maha Bijaksana. Hanya Tuhan Allah sahaja yang maha tahu. Aku hanyalah hamba Allah. Tanaman anggur bercabang tiga artinya dalam masa 3 hari lagi, awak akan dibebaskan dikeluarkan dari penjara ini. Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun menghendaki awak balik untuk menjadi pelayan minuman Raja. Oleh Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun, derajad awak akan diangkat tinggi. Tapi kalau awak sudah hidup mulia, ingatlah hamba ini, beritahukanlah kepada Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun agar hamba boleh juga dikeluarkan dari penjara ini. Hamba ini seorang pengungsi. Dahulu hamba dianiaya dizalimi dan dijual kesini dijadikan budak. Di kampung halaman hamba, orang-orang menyebut Asma Allah apabila ingin menyembah dan berseru kepada Tuhan. Tidak sama dengan cara orang di sini. Jadi di sini hamba seorang pengungsi yang penuh dengan rintihan dan merana. Jadi hamba tidak pernah berbuat kesalahan dan tidak pernah berbuat kejahatan. Hamba dimasukkan penjara ini karena hamba difitnah.”
Ketika orang rantai yang dahulu adalah juru masak Raja Fir’aun tersebut mendengar makna yang baik dari mimpi kawannya tersebut, orang rantai yang dahulu adalah juru masak Raja Fi’aun tersebut lalu juga menceritakan mimpinya kepada Yusuf,
“Tadi malam saya dapat mimpi pula. Di dalam mimpi saya, saya merasa menyunggi badang bersusun tiga yang penuh dengan kui yang lazat-lazat untuk Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun, tapi kui-kui tersebut dimakan burung-burung liar dihabiskan semuanya oleh burung-burung liar tersebut.”
Yusuf kemudian berkata,
“Tiada ilah melainkan Allah, Maha Suci Allah Yang Amat Mengetahui dan Yang Maha Bijaksana. Hanya Tuhan Allah sahaja yang maha tahu. Aku hanyalah hamba Allah. Badang bersusun tiga yang penuh dengan kui tersebut artinya dalam masa 3 hari lagi, awak akan dikeluarkan dari penjara ini dan awak akan dihabisi, dimusnahkan, dibinasakan dengan cara dihukum pancung. Kemudian tubuhmu akan digantung di tiang gantungan dan tubuhmu akan dimakan oleh burung-burung liar.”
Tiga hari kemudian, memang sungguh terjadi apa yang dikatakan Yusuf tersebut.
Oleh Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun, orang rantai yang dahulu adalah pelayan minuman Raja Fir’aun dibebaskan dari penjara dan derajadnya diangkat tinggi. Namun, orang rantai yang dahulu adalah juru masak Raja Fir’aun, dihukum pancung.
Ketika sudah hidup mulia, orang rantai yang dibebaskan dikeluarkan dari penjara dan dimuliakan derajadnya oleh Yang Dipertuan Agong Raja Fir’aun tersebut lupa pada Yusuf yang tetap merana di penjara.
Termaktub pula dalam Taman Sari Kitab-Kitab Allah, dipetik dari Terjemah Kitab Allah At-Taurat, Surah At-Takwin (Kejadian) bab 40.
Artikel sebelum ini | Blog Abdushomad | Artikel selepas ini |