Contact Information

Theodore Lowe, Ap #867-859
Sit Rd, Azusa New York

We Are Available 24/ 7. Call Now.

هَذَا يَقُولُهُ الآمِينُ، الشَّاهِدُ الآمِينُ الصَّادِقُ.

Dia Tuhan Allah yang disebut Amin, Saksi yang setia dan terpercaya dan benar.

Muhaimin adalah salah satu asma Allah.

Secara etimologi kalau dilacak asal-usul kata muhaimin sungguh susah memastikan kejelasannya. Tapi yang jelas asal-usulnya pasti bukan dari Bahasa Arab dan merupakan kata pinjaman dari bahasa yang bukan Bahasa Arab. Menurut kamus lengkap, kata muhaimin sangat berkaitan dengan kata mu’min yang merupakan asma Allah yang ertinya adalah, “Sumber Keamanan Yang Terpercaya.”

Akar dari kata muhaimin memang sudah jelas ada di Kitabullah Taurat, Zabur dan Injil.

Kemungkinan yang pertama, menurut pengamatan dan pengkajian akar kata, memang sepertinya kata muhaymin sangat berkaitan dengan kata yang ada dalam Taurat, Zabur dan Injil dalam Bahasa Bani Isra’il Ibrani, Bahasa Suryani dan Bahasa Yunani. Dalam Bahasa Bani Isra’il Ibrani, Bahasa Suryani dan Bahasa Yunani dalam Kitab Taurat, Zabur dan Injil ada kata amin yang kemudian dipakai sebagai kata terakhir dari kata muhaimin.

Kemungkinan yang kedua adalah Kitab Al-Anbiya Zabur bab 88, dan Kitabul Anbiya’ Akhbarilayamil ‘Awal dan Tsaniyah (Tawarikh 1 dan 2) dalam bagian pembukaannya selalu sebut nama Heman sang pentilawat dan pelaku qasidah pelantunan Kitab-Kitab Allah Taurat, Zabur dan Kitabul Anbiya’.

Kitab Zabur Surah 88 dalam bagian pembukaannya termaktub nama

 هيمان

Heman

pentilawat dan pelaku qasidah pelantunan Kitab-Kitab Allah Taurat, Zabur dan Injil.

Kemungkinan juga, asal-usul kata muhaimin juga terkait dengan kata

 آمِينَ

amin

dalam Kitab Taurat, Zabur dan Injil bahasa Bani Isra’il Ibrani, Suryani, dan Yunani.

Amin adalah kata yang paling sering dilafazkan. amin adalah kata dari Kitab Allah Taurat, Zabur, dan Injil. Kata amin dipakai untuk menutup doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman. Kata amin adalah salah satu bagian dari keluarga kata yang berbau Bahasa Bani Isra’il Ibrani, Suryani, dan Bahasa Arab.

Di mana-mana di dunia ini, amin tidak pernah diterjemahkan. Namun kalau harus diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu, amin ertinya adalah “percaya,” “iman,” “yaqin.” Makna ini juga menjadi tema dari salah satu asmaul husna “al-mu’min” yang ertinya “sumber keamanan yang terpercaya.”

Bahkan ada ahli tafsir yang mengatakan bahawa muhaimin ertinya sama dengan amin  dalam Bahasa Arab yang dalam Bahasa Melayu ertinya “Aku sungguh-sungguh percaya dan mengimani.”

Sayidina Isa seringkali memakai kata amin secara diulang-ulang seperti yang termaktub di Kitab Injil Surah Yahya 3:3

الْحَقَّ الْحَقَّ أَقُولُ لَكَ: إِنْ كَانَ أَحَدٌ لاَ يُولَدُ مِنْ فَوْقُ لاَ يَقْدِرُ أَنْ يَرَى مَلَكُوتَ اللَّهِ».

Al-ḥaqqalḥaqqa ‘aqūlulaka: ‘in kāna ‘aḥadun lā yūladu

min fauqu lā yaqdiru ‘an yara malakūtallah

Hal itu boleh diterjemahkan,

Isa menjawab, “amin, amin, Aku berkata kepadamu, kecuali seseorang dilahirkan semula, dia tidak dapat melihat kerajaan Allah.”

atau …

Isa menjawab, “Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, kecuali seseorang dilahirkan semula, dia tidak dapat melihat kerajaan Allah.”

Setiap kali orang Muslim mengucap Al-Fatihah selalu ditutup dengan amin.

Lalu apa kaitannya kata muhaimin dengan Heman  pentilawat dan pelaku qasidah pelantunan Kitab-Kitab Allah Taurat, Zabur dan Injil?

Lafaz sebutannya dalam Bahasa Bani Isra’il Ibrani dan dalam Bahasa Arab sama, yakni, “Heman.”

Tilawat Zabur Surah 88 atau qasidah pelatunan Zabur bab 88 selalu dibuka dengan Heman, orang Ezrahi sang pentilawat dan pelaku qasidah pelantunan Kitab Zabur bab 88. Dalam pembukaan kitab al-Anbiya’ Kitab Akhbarilayamil ‘Awal (Tawarikh 1) disebut juga nama Heman pentilawat dan pelaku qasidah pelantunan Kitab-Kitab Allah Taurat, Zabur dan Al-Anbiya’.

Di situ Heman disebut sebagai pentilawat Kitab-Kitab Allah Taurat, Zabur dan Al-Anbiya’. Termaktub di kitab al-Anbiya’ Kitab Akhbarilayamil ‘Awal (Tawarikh 1) bab 15 ayat 16-17 dan di bab 25 ayat 1 dan seterusnya, Heman disebut sebagai pengurus yang dilantik oleh Raja Daud untuk urusan tilawat dan qasidah pelantunan Kitab-Kitab Allah Taurat, Zabur dan Al-Anbiya’.

Kitab Zabur Surah 88 biasanya ditilawatkan di Baitul Muqaddas (Rumah Keramat daripada Tuhan Allah) di Tanah Suci Yerusalem atau Al-Qudsi. Dalam Kitab Zabur Bab 88 terdapat permohonan yang penuh dengan ratapan serta rintihan minta tolong kepada Tuhan Allah.

يَا رَبُّ إِلَهَ خَلاَصِي بِالنَّهَارِ وَاللَّيْلِ صَرَخْتُ أَمَامَكَ

Ya Allah, Tuhan yang menyelamatkanku, aku telah berseru siang malam di hadapan-Mu.

Ratapan serta rintihan minta tolong kepada Tuhan Allah di Kitab Zabur 88 ini sungguh merupakan rintihan yang sangat merana karena kesusahan dan penderitaan jiwa. Rintihan ini terasa dari kubur yang paling dalam, dalam kegelapan, yang dalam rintihan dan ratapan terus terdengar (Zabur 88:11-12) …

هَلْ يُحَدَّثُ فِي الْقَبْرِ بِرَحْمَتِكَ أَوْ بِحَقِّكَ فِي الْهَلاَكِ؟  هَلْ تُعْرَفُ فِي الظُّلْمَةِ عَجَائِبُكَ وَبِرُّكَ فِي أَرْضِ النِّسْيَانِ؟

Ya Allah, akan disebutkah kasih-sayang-Mu di kubur, atau kesetiaan-Mu di tempat Kemusnahan?

Akan dikenalkah mukjizat-Mu dalam kegelapan, dan kebenaran-Mu di alam kelupaan?

Mengenai Heman, kita tidak tahu secara pasti apakah dia seorang ahli tilawat atau qasidah atau pembaca syair Kitab-Kitab Allah. Namun sebagai pentilawat ratapan serta rintihan minta tolong kepada Tuhan Allah di masa yang penuh kesusahan dan penderitaan jiwa itu, dia pasti tahu perasaan dukacita yang dirasakan oleh dia dan masyarakatnya yang sedang mengalami kesusahan dan penderitaan jiwa yang dalam.

Sebagai hamba Allah, Heman pasti tetap percaya dan beriman kepada Tuhan Sang Pelindung ketika manusia merana penuh kesusahan dan penderitaan jiwa yang sangat dalam. Heman pasti merintih memohon, “Ya Muhaimin Tuhan Pelindung kami ketika kami merana penuh kesusahan dan penderitaan jiwa yang sangat dalam.”

Munajat:

Ya Muhaimin, hamba sungguh-sungguh percaya dan mengimani. Amin. Wahai Sang Khaliq, Engkaulah Pelindung sesungguhnya di masa penuh kesusahan dan penderitaan jiwa yang sangat dalam.

Tidak ada itu mati.

Tidak mati, hanya disayang Allah.

Allah Pelindung ketika kita sesak.

Artikel sebelum ini Blog Abdushomad Artikel selepas ini


Share:

administrator