Ilustrasi al-Masih Isa junjungan yang Maha Agung tentang garam sangat menginspirasi saya. Al-Masih bersabda:
Kamu adalah garam dunia, jika garam itu telah menjadi tawar dengan apakah dia dimasinkan, tidak ada gunanya lagi kecuali dibuang dan diinjak orang.
(Injil Surah Matius 5:13.)
Al-Masih mengingatkan tentang karakter prioritas orang mukmin atau orang beriman. Al-Masih harapkan supaya orang percaya tampil beda di tengah-tengah dunia yang banyak tawarnya, banyak cemarnya bahkan banyak rancunnya — supaya orang percaya menjadi penyedap bagi yang tawar hidupnya itu, dan obat penawar bagi yang keracunan dunia.
Jangan sampai menjadi yang sebaliknya atau bahkan lebih tidak berguna lagi bagaikan sampah yang terbuang dan dinjak-injak orang. Bukankah manusia itu telah berdosa dan dibuang ke dunia tong sampah, dan sangat berbau busuk dan menjijikkan? Namun, Allah SWT begitu besar rahmat dan kasih-Nya kepada manusia itu, sehingga Dia mengaruniakan al-Masih Isa yang suci dan mulia, untuk datang ke dunia ini. Bukankah dunia ini bagaikan tong sampah yang tidak lain adalah tong sampah yang menampung manusia berdosa dan sudah busuk di dalamnya?
Namun demikian, al-Masih tidak memandang jijik padanya melainkan Dia menyayanginya dan mengeluarkannya sampah yang jijik dan hina itu, kemudian Dia membersihkan, menyucikan dan mendaur ulangnya, sehingga barang rongsokan yang hina tadi menjadi barang yang mulia dan bermutu tinggi. Daripada yang hina menjadi mulia dan berharga mahal. Daripada yang berbau busuk dan jijik menjadi aroma wangi syurgawi. Subhanallah, Maha Suci Allah! Hanya di dalam al-Masih Isa junjungan yang ilahi manusia yang hina itu menjadi manusia yang mulia. Semoga orang-orang yang telah menjadi barang yang mulia itu jangan mahu menjadi sampah yang hina lagi.
Terima kasih tausiyahnya hari ini. Al-Masih memberkati.
Ustaz M. Faridz Al-Salmani
Artikel sebelum ini | Blog Ustaz Faridz | Artikel selepas ini |